Kamis, 15 September 2011

Cerpen: rokokku

Udara malam ini begitu dingin. Angin yang cukup kencang menambah dinginnya udara di malam ini. Padahal ini bukan daerah pengunungan yang udaranya dingin, di sini juga bukan daerah pantai yang berangin.  Tapi malam ini benar-benar udara terasa dingin hingga terasa menusuk tulang. Padahal tadi siang udara terasa panas sekali tapi malam hari terasa dingin. Langit yang berbintang tanpa mendung serasa tersenyum menatapku yang sedang asik duduk di teras kamarku ini sambil menggigil kedinginan.
Ku ambil sebatang rokok di laci almari di kamarku. Kunyalakan api dan rokok mulai ku sedot. Kepulan asap keluar dari hidung dan bibirku. Rasa hangat dan segar mulai terasa di paru-paruku. Lalu aku keluar lagi ke teras kamar yang memang berada di lantai dua rumahku. Ku pandang hektaran sawah berada di hadapanku gelap dan sunyi. Rumahku memang berada di pinggiran kota yang persis berhadap-hadapan dengan sawah. Yang memisahkan rumahku dengan sawah hanya halaman depan dan jalan yang cukur untuk dua mobil.
Berkali-kali asap rokok keluar dari mulut dan hidungku. Aroma tembakau sering tercium di indraku. Sambil mendengar MP3 yang menyanyikan lagu Hingga Ahir Waktu milik Nineball ku nikmati malam sendiri ini. Semua orang di rumah sedang pergi. Orang tuaku sedang ada acara keluarga dan kakakku sedang ada tugas kantor di luar kota.
Tak ada orang yang tau aku seorang perokok, aku merokok secara diam-diam. Belum peranah aku merokok di depan umum apalagi di depan anak kecil. Bukannya aku takut ketahuan orang rumah kalau aku merokok, mereka tak melarangku untuk merokok. Orang tuaku memberikan kebebasan untukku karena aku sudah di anggap dewasa. Aku seorang mahasiswa semester empat yang sudah cukup umur untuk mengetahui apa yang baik dan tidak, tahu yang benar dan salah jadi hidupku adalah hidupku sendiri. Hidupku sebagian besar sudah menjadi tanggung jawabku sendiri.
Biasanya aku merokok ketika tak ada seseorangpun di sekitarku dan lebih seringnya aku merokok ketika otakku sedang setres. Setres memikirkan ujian, tugas atau memikirkan ulah si Septy kekasihku. Dalam sebuah situs internet dikatakan di dalam rokok terdapat Nikotin sebagai obat gangguan kejiwaan. Merokok dianggap sebagai salah satu bentuk terapi untuk gangguan kejiwaan. Sudah tiga tahun aku melakukan kegiatan ini merokok secara diam-diam. Ada beberapa hal yang membuatku melakukannya. Dan yang paling utama karena rasa malu. Dulu ketika SMA kelas satu ada kegiatan diskudi tentang rokok dan pada saat itulah aku menolak mentah-mentah penggunaan rokok. Dan di depan umum itulah aku melarang keras penggunaan rokok di sekolah. Dan sekarang aku malah ketagiah oleh rokok itu sendiri. Makanya aku sangat malu kalau ketahuan merokok. Apalagi kalau sampai yang mengetahuinya teman sekelasku waktu SMA.
Lalu alasanku yang kedua karena keluargaku. Di keluargaku tidak ada seorangpun yang merokok. Ayahku, kakakku, kakek dan pamanku tak ada yang merokok. Karena itu aku merasa malu jika aku ketahuan merokok yang aku kawatirkan kalau aku dianggap anak yang urakan di keluargaku, di anggap negatif oleh saudaraku, oleh sepupuku ataupun orang lain. Keluargaku sangat jauh dari yang namanya rokok kecuali aku dan kakakku. Kalau aku jelas karena aku seorang poerokok tapi kalau kakakku beda dia lumayan dekat dengan yang namanya tembakau bahan baku rokok. Kakakku adalah seorang pekerja kantoran yang bekerja di sebuah perusahaan rokok yang sangat ternama di Indonesia. Makanya aku bilang kakakku cukup dekat dengan yang namanya rokok karena dia bekerja di perusahaan rokok.
Entah mengapa aku dulu merokok sehingga membuatku ketagihan seperti ini. Pada awalnya dulu aku Cuma ingin mencoba saja. Aksi merokok ku yang pertama adalah ketika aku mendapat rokok dari tetanggaku yang sedang punya acara pernikahan dan aku diminta menjadi penerima tamunya. Dan seperti biasanya kita yang di minta bantuan di kasih rokok satu pak. Setiba di rumah aku bingung mau di apakan rokok itu. Lalu entah setan dari mana membawa pikiran untuk mencobanya. Ketika semua sudah tidur aku diam diam keluar rumah dan mencoba merokok yang pertama kalinya. Pada hisapan pertama kurasakan kesegaran di dadaku lalu rasa sedikit hangat di badan. Lalu ketika sebatang rokok telah ku hisap kurasakan sesansi yang unik. Ada rasa asin, manis, asam, pahit dan sedikit pedas di mulutku. Rasanya semua indra perasa di mulutku saat itu aktif secara bersamaan. Dan itulah yang membuatku ketagihan. Sedangkan yang membuatku merasa anah saat itu adalah mengapa aku tidak batuk-batuk. Padahal semua orang pada waktu merokok pertama kali pasti batuk-batuk.
Beberapa menit setelah menghabiskan tiga batang rokok untuk yang pertama kalinya perutku merasa melilit. Perutku terasa agak sakit seperti sakit mag. Ini diakibatkan tubuhku belum terbiasa menerima zat-zat yang baru pertama kali di terimanya. Efek samping ini baru aku ketahui beberapa bulan setelah aku mencari tahu lewat internet. Dan efeksamping itu hampir membuatku kapok untuk tidak mencoba nya lagi. Tapi karena sensasi pada waktu merokok sangat nikmat hingga kenikmatan dari sensasi itu masuk dalam bunga tidurku aku menjadi mencoanay lagi. Tapi rasa mual itu sudah tak ada lagi. Sehingga membuatku merokok lagi dan lagi.
Aku tahu rokok itu tidak baik untuk tubuh. Rokok mengandung lebih dari empat ribu zat-zat dan dua ribu diantaranya telah dinyatakan berdampak tidak baik bagi kesehatan kita, diantaranya adalah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, serta masih banyak lagi. Dan zat pada rokok yang paling berbahaya adalah Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida. Tar mengandung kurang lebih empat puluh tiga bahan yang menjadi penyebab kanker atau yang disebut dengan karsinogen. Nikotin mempunyai zat dalam rokok yang dapat menyebabkan ketagihan, ini yang menyebabkan aku dan pengguna rokok lain sulit sekali untuk berhenti merokok. Nikotin merupakan zat pada rokok yang beresiko menyebabkan penyakit jantung, 25 persen dari para pengidap penyakit jantung disebabkan oleh kegiatan merokok. Selain itu merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
            Aku juga tahu dalam setiap bungkus rokok terdapat tulisan tentang bahaya rokok, seperti ini. MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANGKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN. Tapi entah mengapa aku dulu sampai berani untuk mencobanya. Padahal aku sudah tahu bahaya-bahaya itu sejak dulu sejak aku masih SMP.
            Pada dasarnya aku memang ingin sekali untuk berhenti merokok tapi rasanya sulit sekali. Dulu aku pernah berusaha untuk tidak merokok. Tapi nyatanya aku hanya dapat bertahan selama seminggu tidak lebih mungkin malah kurang karena tidak sampai 168 jam. Rokok telah membuatku benar-benar ketagihan. Dia bagaikan setan yang menghantuiku setiap waktu. Setiap aku mencium aroma asap tembakau dari orang lain lidahku mulai terasa gatal. Setiap aku melihat asap yang keluar dari mulut orang lain tenggorokanku terasa mulai mengering. Dan setiap kali ada udara dingin yang lewat membuatku teringat padanya. Karena itu aksi berhenti merokokku gagal total. Dan karna seringnya aku melihat seorang perokok aku menjadi selalu menginginkannya.
 Aku tidak mau ada orang yang merokok atau mencoba merokok. Aku takut kalau orang yang aku sayangi menjadi perokok sepertiku. Cukup aku saja yang menjadi perokok. Cukup aku saja yang kecanduan rokok. Makanya aku sembunyi-sembuni merokok. yang aku takutkan kalau aku ketahuan merokok dapat membuat orang lain menjadi ingin merokok sepertiku. Ini alasanku yang ketiga mengapa aku merokok secara sembunyi-sembunyi.
Dulu aku juga pernah mengikuti saran teman kuliahku untuk mengganti aktifitas merokok dengan mengunyah permen karet. Agar rasa rokok tetap ada di dalam mulut aku di anjurkan membeli permen karet yang mempunyai rasa dan aroma yang mendekati rokok walaupun harganya lebih mahal dari permen lain. Tapi saran itu sangat tidak berguna. Jelas saja, karena rokok dan permen karet itu sabgat berbeda. Walaupun permen karet itu rasanya dan aromanya hampir sama dengan rokok tapi cara penggunaanya sangat berbeda. Rokok itu cara menggunakannya di hisap sedangkan permen karet di gigit. Sedangkan kegunaan permen karet itu tidak bisa menggantikan peran rokok dalam hidupku. Permen karet tidak bisa menenangknku saat aku sedang setres.
Lagu Hingga Ahir waktu milik Nineball  telah berganti dengan lagu milik Ressa Herlamnang menyesal. Lagu itu membuatku semakin menyesal di malam ini karena telah mencoba merokok tiga tahun yang lalu. Penyesalan itu selalu menyelimutiku ketika aku melihat anak kecil yang sudah merokok. Anak itu bernama Andri. dia tetanggaku usianya baru 15 tahun tapi dia sangat fasih merokok. Kalau boleh di bilang aku kalah dengannya soal rokok. Dia bisa habis tiga pac sehari sedangkan aku sehari maksimal tiga batang. Aku tak pernah mau lebih dari itu.
Anak itu sebenarnya bukan dari keluarga yang brokenhome ataupun dari keluarga yang kaya yang suka menghambur-hamburkan uang. Aku pun memperkirakan karena di salah pergaulan di lingkungan sekolah. Kalau lingkungan rumahku tak mungkin. Karena kebiasaan di kampungku ketika merokok mereka menjauh dari anak-anak. Aku berpikir bagai mana dia bisa mendapat tiga pac rokok sehari? Mana mungkin uang sakunya dapat membeli rokok sebanyak itu. Aku saja yang sudah mahasiswa hanya dapat membeli rokok yang murahan tiga hari sekali. Itupun kalau tugas tidak menumpuk.
Aku pernah taksengaja melihat anak itu mencuri jam tangan. Ceritanya waktu itu aku sedang ke salon untuk memotong rambut. Dan pemilik salon itu adalah pamanya Andri. Kadang andri sering main ke situ sambil membantu pamannya. Lalu ada seorang pelanggan salaon yang ingin potong rambut seperiku. Entah dengan alasan apa paman itu melepas jam tangannya dan menaruhnya di meja salon itu. Dari pantulan di cermin depanku aku melihat kejadian selanjutnya. Andri berpura-pura membersihkan meja tersebut lalu ketika si empunya jam tangan itu memejamkan mata untuk sekejam jam tangannya sudah masuk dalam kantong si Andri.
Bukannya aku menghiraukannya atau membiarkannya mengambil jam itu tapi karena si empunya jam tangan aja membiarkannya saja. Malahan si empu bilang “jam murahan aja hilang juga ga papa!” jadi aku juga membiarkannya. Yang punya aja tidak mencarinya aplagi aku yang bukan pemiliknya.
Walau keadaan memang begitu tapi aku masih ada rasa bersalah karena membiarkannya. Lalu pada suatu malam aku menemui Andri untuk membicarakan masalah itu. Aku memilih tempat di masjid kampung kami. Setelah sholat Isak aku menemuinya. Biar dia tidak merasa tersinggung aku mengajaknya bicara macam-macam mulai masalah bola yang sedang hebok sekarang hingga masalah cewek. Lalu pada masalh utama yaitu masalah pengambilan jam itu.
Aku mengatakan padanya semua yang telah aku liat saat hari itu. aku mengatakannya secara santai biar dia tidak tertekan. Pertama-tama diamemang mengelak semua yang ku bicarakan. Tetapi setelah ku yakinkan dan aku berjanji padanya dia mengatakan semuanya dan juga mengakuinya. Dan seperti yang telah aku duga alasannya adalah rokok. Dia ketagihan rokok padahal dia tidak mempunyasi unang.
Ketika kutanya padanya alasna dia merokok dia malah menjalaskan padaku panjang lebar. Menurutnya pertama sebagai cemilan sebelum makan. Katanya rokok bisa dibilang jajanan yang super rendah kalori, rendah lemak, rendah apa aja yang bisa bikin badan melar. Karena waktu itu dia sedang diet untuk pdkt dengan si korban. Kedua sebagai teman belajar. Menurutnya rokok berfungsi sebagai motivator dan penghilang stress dan aku mengakui kalau masalah ini. Lalu setelah itu dia mulai ngacu dengan alasan-alasannya. Katanya sebagai teman kopi panas atau teh poci plus gosip plus lagu dangdut belum lengkap kalo ga ada rokok. Sebagai pengganti uang tips lah. Lalu buat gaya menurutnya rokok bisa berfungsi buat memikat para cewek. Kayak di film-film, cowok yang lumayan bisa disebut perokok yang elegan dan profesional pasti keliatan keren. “Bayangin kalo si cowok pegang lolipop. Ga lucu kalii…” katanya padaku sambil tertawa terbahak-bahak.
Mungkin rokok bisa membuat orang bertindak kriminal. Harga rokok yang cukup mahal dan efek ketagihan membuat orang bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan rokok. Akibat kronik yang paling gawat dari penggunaan rokok adalah ketergantungan. Sekali seseorang menjadi perokok, akan sulit mengakhiri kebiasaan itu baik secara fisik maupun psikologis. Merokok menjadi sebuah kebiasaan yang kompulsif, dimulai dengan upacara menyalakan rokok dan menghembuskan asap yang dilakukan berulang-ulang.
Karena sifat adiktifnya (membuat seseorang menjadi ketagihan) rokok dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) dikelompokkan menjadi Nicotine Related Disorders. Sedangkan WHO menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Proses farmakologis dan perilaku yang menentukan ketagihan tembakau sama dengan proses yang menimbulkan ketagihan pada obat, seperti heroin dan kokain.
Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi dopamin otak dengan proses yang sama seperti obat-obatan tersebut. Dalam urutan sifat ketagihan zat psikoaktif, nikotin lebih menimbulkan ketagihan dibanding heroin, kokain, alkohol, kafein dan marijuana. Menurut Flemming, Glyn dan Ershler merokok merupakan tingkatan awal untuk menjadi penyalahguna obat-obatan (drug abuse). Mencoba merokok secara signifikan membuka peluang penggunaan obat-obatan terlarang di masa yang akan datang.
Berdasarkan data epidemiologi diketahui kurang lebih 20% dari perokok memiliki risiko delapan kali menjadi penyalahguna NAPZA, dan berisiko sebelas kali untuk menjadi peminum berat dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Perhatian khusus mengenai masalah ini dikaitkan dengan meningkatnya jumlah perokok remaja.
Kebanyakan perokok adalah dari kalangan ekonomi rendah. Sudah tahu ekonomi mereka rendah tapi mereka tetep membeli rokok. Jika uang untuk membeli rokok di gunakan untuk membeli mekanan mungkin cukup membantu. Sebungkus rokok harganya sekitar Rp 6000 – Rp 13.000 dan bila beli batangan Rp500 - Rp1000 per batang. Tapi begitulah manusia apapun yang menurutnya enak untuk di nikmati dia beli walau harganya mahal.
            Tiga batang rokok telah aku selesaikan. Tiga batang adalah batas yang maxsimal yang ku buat sediri untuk urusan rokok dalam sehari. Aku berusaha tidah merokok lagi setelah habis tiga batang. Dan semoga ini adalah rokok terahirku dalam hidupku semoga besok atau nanti aku tidak tergiur rokok lagi. Doakan aku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut