Kamis, 04 Oktober 2012

TUNGKAH LAKU SOSIAL TERNAK



Tingkah laku sosial tenak adalah tingkah laku yang biasa dan dapat diduga yang terjadi antara dua atau lebih individu pada kelompok orang atau hewan (Lynch dan Alexander, 1986) hubungan sosial berdasarkan jenis kelamin dan umur (Tabel 1.1). Manusia telah mengubah pengelompokan sosial ternak. ternak sering hanya dikelompokkan menjadi satu jenis kelamin atau satu kelompok umur saja, bukannya campuran dari keduanya atau kelompok yang kompleks yang terdiri dari hewan dengan tingkat reproduksi yang masih berfungsi, muda, dan anak-anak yang didapatkan sebelumnya dalam keadaan liar. Control terhadap kelompok-kelompok sering diubah, yang mengarah pada tingkah laku menyerang sementara hubungan dominasi sedang dibentuk kembali. Factor-faktor managemen ini mungkin mempengaruhi tingkah laku ternak peliharaan. Tingkat pengaruh paling tidak sama dengan pengaruh seleksi genetik.

Table 1.1 Hubungan sosial atara hewan berdasarkan jenis kelamin dan umur
Kelompok
Kemungkinan interaksi sosial
Jantan-jantan dll
Hirarki dominasi yang tertinggi-terendah; daerah bagi subordinansi
Jantan-betina
Hubungan seksual, hubungan dominasi
Jantan-anak
Penjagaan, tidak peduli, kekejaman
Betina-betina
Berkelompok, hubungan dominan, penjagaan terhadap anak
Betina-anak
Pemeliharaan, perlindungan, menyusui, tidak peduli
Anak-anak
Huungan teman, bermain, hubungan dominasi

Dominansi dan Hirarki
Semua jenis ternak yang telah dijjinakkan, adalah ternak dengan tingkat sosial tinggi yang hidup berkelompok. Dapat dilihat bahwa dalam kelompok ternak yang telah terbuentuk, ternak yang berbeda mempunyai status, peringkat, atau posisi dalam susunan tertentu yang berbeda. Dengan kata lain ternak yang dominan akan menghambat tingkah laku ternak yang tingkat domnansinya lebih rendah (subordinat). Dan ternak yang dominan biasanya mempunyai tingkat hidup yang terbaik.
Ternak dominan dalam padang pengembalaan akan berbeda jauh dengan manusia atau ternak lainnya. Dalam kelompok ternak yang telah terbentuk jauh sebelumnya terutama pada padang rumput yang luas, peringkat kepemimpinannya terlihat, misalnya pada domba, sapi, dan kuda, tetapi hal ini tidak ada hubungannya dalam dominansi.
Keadaan tingkah laku dominan tidak begitu jelas bila banyak sumber yang tersedia, misalnya dalam sistem penggembalaan di padang rumput yang makan dan air banyak tersedia. Tetapi, hal ini akan terlihat nyata dan penting dalm keadaan berdesakan. Pada keadaan ini ternak subordinat tidak bias menghindar dari ternak dominan. Dengan ruangan yang luas, tetapi sumber pakan dan air terbatas atau bila jumlah pakan yang diberikan oleh manusia terbatas dan dalam waktu yang terbatas (selama musim kering dingin di Negara yang bermusim dingin), dominansi bebrapa ternak akan terlihat. Dalam keadaan ini, ternak subordinat akan menerima pakan dalam jumlah yang kecil atau pakan yang telah tercampur dengan kotoran. Akibatnya, ternak subordinat akan mengalami kelaparan atau menderita penyakit parasit yang berat. Keadaan ini telah terbukti pada ternak kambing. Gambar 1.1 memperlihatkan kemungkinan bagaimana ternak yang berdesakan dapt mempengaruhi produksi ternak babi. Masalah yang hamper sama terjadi pada keadaan populasi ternak yang terlalu padat, misalnya pada unggas, dan sapi perah yang dipelihara dalam kelompok dalam kandang yang sempit.
Bebrapa penelitian yang dikontrol dengan baik telah dilakukan pada ternak domba, dan sapi. Beberapa penelitian pada tikus memperlihatkan bahwa tikus yang dipelihara dalam ruang yang sempit dan berdesakan menyebabkan tikus bertingkah laku jelek dan fungsi fisiologinya terganggu, sehingga menekan pertumbuhan dan reproduksinya.

Peringkat yang telah terbentuk baik akan memeberi keuntungan bagi kelompok ternak, sebab energy tidak hilang oleh berlanjutnya tingkah laku yang agresif. Meskipun dominansi biasanya pada mulanya dicapai dengan tingkah laku agresif, beberapa individu ternak yang terlalu besar dan/atau memeperlihatkan kepercayaan diri yang lebih besar, yang ditunjukkan oleh bentuk tubuh, mungkin dapat status domnan tanpa harus memperlihatkan tingkah laku yang agresif. Sedangkan yanglain menghindar dari mereka. Jika ternak diperkenalkan pada waktu yang berbeda ke dalam suatu daerah atau kelompok, maka ternak yang sebelumnya telah ada di dalam kandang cenderung lebih dominan daripada ternak yang baru masuk. Juga, ternak yang lebih muda yang sebelumnya lebih kecil dan dapat dikontrol oleh yang lainnya mungkin akan tetap seperti sebelumnya, meskipun ukuran tubuhnya sudah menjadi lebih besar disbanding dengan ternak yang lebih muda.tingkah laku patuh memiliki  nilai tersendiri bagi ternak yang lebih lemah dan lebih muda. Hal ini member kesempatan padamereka untuk tetap tinggalkelompok dan berbagi sumber pakan atau air. Ternak subordinat memperlihatkan tingkah laku menurut (misalnyamerndah dan membalikkan kepala, berjongkok dan menjauhkan diri) yang dapat mengalihkan atau mengurangi tingkah laku agrisif dari ternak yang dominan.

Perubahan komposisi kelompok yang terlalu sering menyebabkan punahnya pringkat dominansi dengan meningkatnya tingkah laku keganasan dan stress dari semua ternak karena susunan atau peringkat baru sedang terbentuk. Menghilangkan peningkatan tingkah laku egresif, misalnya pada ternak dari kelahiran yang berbeda yang dikumpulkan di satu kandang setelah penyapihan, tidak selalu dimungkinkan. Menempetkan seluruh ternak dalam lingkungan yang baru bagi semua ternak adalah lebih baik dibandingkan memasukkan seekor ternak baru ke dalam kandang atau di dalam daerah kekuasaan ternak lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut