Jumat, 13 April 2012

keinginan Berlibur

Sudah lama sekali aku tidak pergi ke Denpasar Bali. Terahir kalinya mungkin kelas 3 SMP atau 1 SMA, aku sedikit lupa. Yang jelas terahir kali aku kesana HP-ku masih Siemens C35, HP pertama yang aku gunakan. HP dengan warna hitam dan memiliki antenna yang cukup besar dengan body melekuk seperti huruf S. HP itu kubeli saat kelas 2 SMP dan rusak saat menginjak kelas 2 SMA, cukup lama juga aku menggunakannya dan itulah HP yang mengingtkanku saat di pelabuhan Ketapang Banyuwangi saat akan menyebrang ke pulau dewata.


Saat itu aku dan ibuku pergi ke Denpasar karena ada acara keluarga. Iya beberapa keluargaku tinggal di sana di Denpasar. Aku cukup dekat dengan sepupuku disana, usia kita berjarak 2 tahun jadi kami lumayan akrap. Saat naik bus Surabaya-Denpasar aku dan ibuku mendapat tempat duduk paling depan. Karena kami menggunakan bus malam jadi aku lebih sering tertidur. Mungkin saat tertidur itulah HP ku jatuh. Saat di dalam kapal feri aku mencoba mencarinya di dalam bus dan hasilnya nihil, tetapi Alhamdulillah saat akan turun bus sang kondektur bus menanyakan sapa yang kehilangan HP dan itulah HP ku.

Aku ingin sekali suatu saat nanti bisa mengajak Ibu dan Bapak kesana, berjalan-jalan disana, menikmati pagi dan sore hari di pantai, menikmati suara ombak, menikmati tiupan angin yang kencang dan mengenang saat-saat masih anak-anak berlibur kesana. Sejak kakakku kuliah di luar kota hampir kami sekeluarga tidak pernah berlibur dan jalan-jalan, setelah kakakku selesai kuliah pun ganti aku yang kuliah keluar kota. Lalu kakakku menikah dan kami sudah tak pernah bisa pergi berlibur bersama lagi seperti saat masih kanak-kanak lagi.

Aku ingin sekali masa-masa itu, masa dimana aku, ibu, bapak dan kakakku bisa pergi bersama-sama, bersama menikmati libur yang panjang. Sekarang hampir tak pernah bisa berkumpul lengkap, paling hanya sebulan sekali kami berkumpul bersama. Di saat seperti itu kami lebih senang di rumah, menikmati masakan ibu atau menikmati suasana dirumah yang telah sebulan lebih aku dan kakakku tinggalkan. Saat libur seperti itu aku dan kakakku memang terkadang janjian untuk pulang kerumah, tetapi tak jarang hanya salah satu dari kita yang pulang karena kesibukan masing-masing.

Saat liburan seperti itu bukan suasana seperti masa kecil yang bisa bermanja-manja pada orang tua yang kurasakan, tetapi menjadi masa aku belajar menjadi seorang ayah dari keponakan-keponakanku. Bagaimana tidak, anaknya kakakku itu sangat manja padaku. Keponakanku itu yang selalu mengalahkanku untuk dekat dengan ibu ataupun bapakku. Maklum cucu pertama orang tuaku, di manaj dan di sayang melebihi anak-anaknya yang telah dewasa dan telah merasakan kasih sayangnya.

Kapan kiranya aku, bapak, ibu, kakakku, kakak iparku dan keponakan-keponakanku bisa berlibur bersama. Libur dan berjalan-jalan bersama ke tempat wisata yang asik dan agak jauh yang sama sekali belum pernah kita temui. Seperti ke Bromo atau ke Dieng atau ke Denpasar yang ku impikan. Kakakku dan suaminya sibuk dengan pekerjaan mereka, aku masih sibuk dengan kuliah, keponakannku sekarang masih balita, bapak dan ibu masih bekerja seperti dulu.

Aku ingin jika sudah mendapat gaji sendiri aku bisa mengajak keluargaku itu berjalan-jalan sekeluarga besar, kalu bisa di tambah istri dan anak-anakku kelak. Dengan membawa dua mobil pribadi menyebrangi pulau, menginap beberpa hari di hotel dan mengunjungi keluarga yang berada di luar jawa. Tapi mungkinkah itu bisa terjadi?

Bayangkan saja sudah susah, mencari hari libur panjang untuk kami masing-masing pastilah susah. Apa lagi libur dimana bisa bersama-sama dari kesibukan yang berbeda-beda. Pastilah aku suatu saat akan sibuk dengan pekerjaku sendiri, kakakku dan suaminya juga sama, kedua keponakanku pastilah menginjak bangku sekolah yang tak bisa lagi berlibur seenaknya. Kalu bapak dan ibu kemungkinan sudah pension jadi mudah. Yang susah ya menyatukan anak-anak ibu dan bapak.

Aku merasa rindu akan rasanya berlibur, berlibur dan berjalan-jalan dengan keluarga. Keluarga dimana masih ada orang tuaku yang telah mendewasakanku. Aku rindu akan pulau dewata di timur Jawa, rindu akan pantai dan pegunungan. Aku rindu akan ibu dan bapak di rumah, rindu akan celotehan dan tangis kedua keponakanku, rindu omelan kakakku dan rindu akan sebuah ketenangan.

Kapan kiranya impian impian itu bisa terwujut. Apakah ini sebuah fantasi hidup atau Cuma angan-angan belakang. Bisakah aku suatu saat nanti mewujutkanya dengan kesibukan-kesibukan kami masing-masing di masa depan. Apakah kiranya orang tuakau dan kakakku juga menginginkanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut