Apakah kemampuan supernormal merupakan fakta, omong kosong, takhayul ataukah hanya kebetulan belaka? Ada banyak kisah orang yang memiliki kemampuan super ini, seperti kemampuan menyelidiki kejadian
masa lalu, kemampuan dapat memindahkan dan merasakan suatu obyek yang tidak dapat dilakukan oleh indera manusia biasa. Sejak jaman kuno, teka-teki ini telah membangkitkan rasionalitas orang, akan tetapi pada tahun 70-an, para ilmuwan 'detektif ingatan' mulai memahami ada suatu misteri dalam diri kita.
Apakah kita hanya memiliki satu atau beberapa kali kehidupan? Pernahkah Anda merasakan perasaan 'dejavu' atau perasaan seperti 'pernah berada di sini sebelumnya'?
Menurut pikiran detektif, kita pasti telah mengalami banyak hal pada kehidupan masa lalu dan akan terlahir kembali ke dalam individu lain sampai kita mencapai sebuah keadaan yang absolut (dapat terlepas bebas dari lingkaran samsara dan hidup abadi, atau mengalami kemusnahan total jiwa raga). Berikut ini tiga kasus reinkarnasi menarik yang telah diteliti para ahli.
Kasus pertama
Arnall Bloxham adalah seorang hypnoterapist tahun 70-an di Welsh. Lebih dari 20 tahun ia menghipnotis beberapa ratus orang dan mencatat seluruh pembicaraan tentang kehidupan masa lalu dan masa kelahiran kembali mereka.
Bloxham adalah ahli dalam bidang yang disebut para hipnotis sebagai 'eksperimen regresi kehidupan masa lalu'. Dalam kondisi bawah sadar pasiennya, Bloxham menuntun si pasien kembali pada saat kelahirannya, bahkan jauh sebelum masa itu.
Bloxham adalah presiden British Society of Hypnotherapist. Dia menggunakan hipnotis untuk menyembuhkan penyakit fisik pasien seperti merokok. Apa yang ditelitinya dalam percobaan di bidang regresi hipnotis ini, telah menantang logika manusia. Para pasien dapat menghubungkannya dengan kehidupan masyarakat ratusan tahun silam dengan sangat detail.
Untuk membuktikan hal yang nampaknya tidak masuk akal ini, Bloxham telah merekam pembicaraan 400 pasiennya tentang kehidupan masa lalu mereka. Banyak hal-hal detail dalam rekaman yang memperkuat fakta. Menurut Bloxham bukti kuat ini sangat mendukung kebenaran kepercayaan kuno tentang reinkarnasi.
Salah satu kasus pasien Bloxham, Jane Evans misalnya. Regresi Jane pada kehidupan masa lampaunya dimulai pada 1971, dimana dia melihat sebuah poster yang bertuliskan "Arnall Bloxham mengatakan penyakit encok (rheumatism) adalah psikologis".
Saat itu Jane adalah seorang ibu rumah tangga yang berusia 32 tahun. Jane menderita penyakit rheumatoid arthritis. Dia menganggap pernyataan tersebut sangat menga-gumkan, oleh karenanya dia memutuskan untuk menemui pria dalam poster tersebut.
Dengan melalui seorang teman suaminya, dia akhirnya dapat bertemu Bloxham dan menguak enam kehidupan masa lampaunya. Jane pernah menjadi istri seorang guru pada jaman Romawi, pernah sebagai seorang Yahudi yang dibunuh masal pada abad ke-12 di York, pernah sebagai pelayan pangeran saudagar Perancis pada abad pertengahan, pernah sebagai pelayan Catherine of Aragon, pernah sebagai pelayan miskin di London pada masa pemerintahan Ratu Anne dan sebagai biarawati di Amerika pada abad ke-19.
Kisah Jane Evans dan beberapa contoh reinkarnasi lainnya yang telah dibukukan pada 1975 oleh produser televisi BBC, Jeffrey Iverson dengan judul More Lives Than One?. Demi mendapatkan pembuktian teori reinkarnasi, Iverson meminta ijin Jane untuk membiarkan Bloxham menghipnotisnya sekali lagi dengan direkam kamera televisi BBC dan tape recorder.
Iverson meneliti detail beberapa kehidupan lampau Jane, serta membuktikan keterangan detail Jane dalam rekaman sungguh ditemukan faktanya. Pada akhir buku tersebut, dia menuliskan bahwa Bloxham selama dua puluh tahun berupaya keras mendukung konsep reinkarnasi. Dia juga memproduseri sebuah film dokumenter BBC yang berjudul "Rekaman Bloxham".
Kasus kedua
Orang yang meragukannya, telah mengkaitkan fenomena ini dengan apa yang 'detektif ingatan' sebut sebagai 'cryptomnesia', yakni suatu kondisi mengingat kembali pada hal-hal yang Anda lupa bahwa pernah mengetahui sebelumnya. Akan tetapi jika ingatan tersebut begitu jauh jaraknya, menurut logika dapat diyakini sebagai reinkarnasi.
Menurut Dr. Arthur Guirdham, ahli reinkarnasi Inggris ternama lainnya, penjelasan ini tidak dapat dibandingkan dengan kasus yang pernah dialaminya sendiri. Guirdham menuliskan pengalamannya ini dalam bukunya "We Are One Another", "The Cathars & Reincarnation" dan buku autobiografinya "A Foot in Both Worlds".
Guirdham, seorang pensiunan psikiatris nasional Inggris, telah memimpin sekelompok kecil orang-orang yang percaya bahwa dirinya adalah seorang Cathars di kehidupan masa lalunya. Kelompok religius ini eksis di daerah Languedoc, Perancis barat daya pada abad ke-13.
Sebuah insiden yang membawa Guirdham pada teori reinkarnasi, dimulai 1962. Dalam departemen pasien rawat jalan di sebuah rumah sakit tempat Guirdham bekerja sebagai psikiatris.
Pada suatu hari, pasien terakhirnya adalah seorang wanita muda yang menarik dan tampak normal. Wanita itu mengeluhkan mimpi buruknya yang dialami sejak remaja, namun saat ini malah sering muncul, dua-tiga kali seminggu. Dalam mimpinya, dia berbaring di lantai dan seorang pria menghampirinya dari belakang. Selanjutnya dia tidak tahu apa yang terjadi, tetapi yang pasti membuatnya sangat ketakutan.
Meskipun Guirdham tetap tenang dan berusaha tidak menganggapnya, namun dia tidak bisa menyembunyikan kekagetannya ketika mendengar bahwa pasiennya menceritakan mimpi buruk yang serupa dialaminya selama lebih dari 30 tahun.
Doktor itu sangat penasaran akan tetapi dia tidak mengatakan apa pun pada pasiennya. Pasien itu pada akhirnya tidak pernah bermimpi buruk itu lagi sejak bertemu dengan Guirdham, begitu juga halnya dengan Guirdham. Mimpinya berhenti seminggu setelah bertemu pasien tersebut.
Pertemuan mereka terus berlanjut, Guirdham yakin mental wanita tersebut tidak terganggu, dan pengetahuan masa lalunya bukan tipu muslihat. Beberapa waktu ke-mudian, wanita itu memberikan sebuah daftar nama, yang dikatakan eksis pada abad ke-13 dan menceritakan hal yang terjadi pada mereka. Dia juga mengatakan bahwa Guirdham juga berada diantaranya dan bernama Rogiet de Cruisot.
Sebagai seorang psikiatris, Guirdham telah mengambil beberapa dasar informasi tentang reinkarnasi, namun tidak pernah begitu antusias. Akan tetapi dengan adanya kasus ini, dia memutuskan untuk meneliti. Dia menemukan nama-nama yang diberikan pasiennya sungguh akurat, meskipun hanya dikatakan dalam catatan sejarah Abad Pertengahan yang tidak jelas. Meskipun catatan tersebut ditulis dalam bahasa Perancis dan tidak pernah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, pasien Guirdham dapat menjelaskan seluruh anggota sekte Cathar, suatu kelompok yang berkembang di daerah Selatan Perancis dan Italia Utara pada Abad Pertengahan. Sekte Cathar mempercayai rein-karnasi.
Selang beberapa waktu, Guirdham akhirnya bertemu banyak orang yang memiliki pengalaman hidup masa lalu di kelompok Cathar, totalnya 11 orang.
Tidak satupun individu tersebut yang pecandu obat ataupun terhipnotis. Nama dan peristiwa masa lalunya muncul begitu saja dalam pikiran mereka, katanya. Guirdham juga memiliki potongan bukti yang paling luar biasa diantara yang berhasil dia kumpulkan. Bukti tersebut berupa hasil sketsa seorang anak perempuan berusia 7 tahun. Menggambarkan situasi yang terjadi di zaman silam, termasuk nama-nama anggota sekte Cathar. "Ini diluar nalarku, bagaimana bisa seorang anak usia 7 tahun dapat mengetahui nama-nama ini di saat saya tidak pernah berpikir bahwa ada seorang ahli dalam sejarah abad pertengahan Inggris yang mengetahui keberadaan mereka."
Sejumlah ingatan samar-samar mereka, nama dan hubungannya telah meyakinkan Guirdham bahwa dia bersama kelompoknya telah hidup bersama tidak hanya satu kali, namun beberapa kali kehidupan. Dia mengatakan,"Dengan 40 tahun pengalaman dalam bidang medis, tak satu pun saya mengetahui perbedaan antara pengalaman seorang paranormal dan seorang schizophrenic atau mungkin saya sendiri yang tidak waras. Tak satu pun dalam kelompok kami yang gila, dan tidak satu pun kolega saya yang mengatakan tidak waras.
Kasus ketiga
Ian Stevenson
Seandainya ada daftar ahli terkemuka tentang reinkarnasi, Dr. Ian Stevenson, seorang professor Psikiatri dari University of Virginia, pastilah namanya tercantum. Dia telah berkeliling dunia untuk menyelidiki berbagai laporan reinkarnasi dan menemukan sebuah pengujian yang teliti untuk menghindari penipuan, crytomnesia dan sebagainya. Diantara lebih dari 200 kasus, hanya 20 kasus yang tahan uji oleh Dr. Stevenson yang dapat dikategorikan kasus reinkarnasi. Tujuh dari kasus ini muncul di India, tiga di Srilanka, dua di Brazil, satu di Lebanon dan tujuh diantaranya terdapat di suku Indian di Alaska.
Ambil contoh seorang gadis cilik yang lahir 1956 di Sri Lanka tengah, dengan nama Gnantilleka Baddewithana. Setelah dia mulai belajar berbicara, dia mengatakan nama ayah dan ibunya di lain tempat, juga memiliki dua kakak laki-laki dan banyak saudara perempuan. Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh gadis tersebut, orang tuanya dulu berada di sebuah kota yang cukup jauh jaraknya. Mereka akhirnya menemukan bahwa keluarga tersebut telah kehilangan anak lelakinya pada tahun 1954. Saat Gnantilleka mengunjungi keluarga itu, dia mengatakan bahwa dirinya adalah anak laki-lakinya yang meninggal itu dan mengenal semua tujuh anggota keluarga tersebut. Padahal kedua keluarga tersebut tidak pernah bertemu ataupun mengunjungi kota kedua belah pihak.
Kesimpulan
Orang yang meragukan reinkarnasi bisa jadi menolak teori ini sebagai suatu kebohongan, sementara itu yang tidak mempercayai akan mengatakan sebagai takhayul yang tidak berdasar.
Tak peduli apakah Anda mempercayainya atau tidak, sejak zaman dahulu kala, kepercayaan di timur seperti Buddhisme dan Taoisme telah mendukung teori ini dalam kepercayaan mereka. Mereka percaya pada teori sebab akibat, dengan kata lain hubungan antara ada sebab dan ada akibatnya.
Mereka percaya bahwa segala tindak tanduk seseorang dalam kehidupan ini, seluruh perbuatan baik serta perbuatan jahatnya akan menerima balasannya. Teori ini mengatakan bahwa kekuatan alam dari Hukum Kosmis (disebut juga Hukum Semesta) akan melakukan hal ini. Perbuatan seseorang, baik atau jahat akan termanifestasi akibatnya pada kehidupan masa kini atau di kehidupan mendatang, baik itu sebagai takdir keberuntungan, atau takdir kemalangan, atau juga balas jasa dan lain sebagainya, tergantung pada kasus tersebut.
Atheis menganggap teori ini sebagai contoh 'sindrom fatalistis'. Atheis percaya bahwa kehidupan adalah apa yang seseorang dapat penuhi segala keinginannya, takdir seseorang terletak pada dirinya sendiri.
Kebalikannya, penganut Tao mempercayai seseorang akan menuai apa yang dia ta-burkan. Hal ini menjelaskan salah satu teori Taoisme tentang delapan macam takdir reinkarnasi seseorang, seperti kekayaan vs kemiskinan, kehormatan vs kerendahan hati, panjang umur vs umur pendek.
Mungkin inilah alasannya mengapa Buddhisme pada 2.500 tahun yang lalu hingga kini mengajarkan teori "enam jalur samsara (reinkarnasi)". Dan mungkin juga hal ini dapat menjadi alasan untuk lebih memperhatikan nasehat leluhur kita untuk mematuhi pepatah kuno, "Perbuatan baik akan mendatangkan kebajikan dan perbuatan buruk akan menerima balasan." . (pureinsight/fdz)
Referensi:
1) Iverson, Jeffrey's book (1976) "More Lives Than One? The evidence of the remarkable Bloxham Tapes". Souvenir Press, London. ISBN 0-285-62239-0.
2) Dr Ian Stevenson mendirikan "The Division of Perceptual Studies
(DOPS)" pada 1967, sebuah unit Departemen Pengobatan Psikiatri di University of Virginia. Memanfaatkan metode-metode sains, penelitian DOPS fenomena penglihatan paranormal, terutama pada anak yang mengaku dapat mengingat kehidupan masa lalunya (reinkarnasi), pengalaman mendekati kematian, pengalaman keluar dari tubuh, dan lain sebagainya.
Apakah kita hanya memiliki satu atau beberapa kali kehidupan? Pernahkah Anda merasakan perasaan 'dejavu' atau perasaan seperti 'pernah berada di sini sebelumnya'?
Menurut pikiran detektif, kita pasti telah mengalami banyak hal pada kehidupan masa lalu dan akan terlahir kembali ke dalam individu lain sampai kita mencapai sebuah keadaan yang absolut (dapat terlepas bebas dari lingkaran samsara dan hidup abadi, atau mengalami kemusnahan total jiwa raga). Berikut ini tiga kasus reinkarnasi menarik yang telah diteliti para ahli.
Kasus pertama
Arnall Bloxham adalah seorang hypnoterapist tahun 70-an di Welsh. Lebih dari 20 tahun ia menghipnotis beberapa ratus orang dan mencatat seluruh pembicaraan tentang kehidupan masa lalu dan masa kelahiran kembali mereka.
Bloxham adalah ahli dalam bidang yang disebut para hipnotis sebagai 'eksperimen regresi kehidupan masa lalu'. Dalam kondisi bawah sadar pasiennya, Bloxham menuntun si pasien kembali pada saat kelahirannya, bahkan jauh sebelum masa itu.
Bloxham adalah presiden British Society of Hypnotherapist. Dia menggunakan hipnotis untuk menyembuhkan penyakit fisik pasien seperti merokok. Apa yang ditelitinya dalam percobaan di bidang regresi hipnotis ini, telah menantang logika manusia. Para pasien dapat menghubungkannya dengan kehidupan masyarakat ratusan tahun silam dengan sangat detail.
Untuk membuktikan hal yang nampaknya tidak masuk akal ini, Bloxham telah merekam pembicaraan 400 pasiennya tentang kehidupan masa lalu mereka. Banyak hal-hal detail dalam rekaman yang memperkuat fakta. Menurut Bloxham bukti kuat ini sangat mendukung kebenaran kepercayaan kuno tentang reinkarnasi.
Salah satu kasus pasien Bloxham, Jane Evans misalnya. Regresi Jane pada kehidupan masa lampaunya dimulai pada 1971, dimana dia melihat sebuah poster yang bertuliskan "Arnall Bloxham mengatakan penyakit encok (rheumatism) adalah psikologis".
Saat itu Jane adalah seorang ibu rumah tangga yang berusia 32 tahun. Jane menderita penyakit rheumatoid arthritis. Dia menganggap pernyataan tersebut sangat menga-gumkan, oleh karenanya dia memutuskan untuk menemui pria dalam poster tersebut.
Dengan melalui seorang teman suaminya, dia akhirnya dapat bertemu Bloxham dan menguak enam kehidupan masa lampaunya. Jane pernah menjadi istri seorang guru pada jaman Romawi, pernah sebagai seorang Yahudi yang dibunuh masal pada abad ke-12 di York, pernah sebagai pelayan pangeran saudagar Perancis pada abad pertengahan, pernah sebagai pelayan Catherine of Aragon, pernah sebagai pelayan miskin di London pada masa pemerintahan Ratu Anne dan sebagai biarawati di Amerika pada abad ke-19.
Kisah Jane Evans dan beberapa contoh reinkarnasi lainnya yang telah dibukukan pada 1975 oleh produser televisi BBC, Jeffrey Iverson dengan judul More Lives Than One?. Demi mendapatkan pembuktian teori reinkarnasi, Iverson meminta ijin Jane untuk membiarkan Bloxham menghipnotisnya sekali lagi dengan direkam kamera televisi BBC dan tape recorder.
Iverson meneliti detail beberapa kehidupan lampau Jane, serta membuktikan keterangan detail Jane dalam rekaman sungguh ditemukan faktanya. Pada akhir buku tersebut, dia menuliskan bahwa Bloxham selama dua puluh tahun berupaya keras mendukung konsep reinkarnasi. Dia juga memproduseri sebuah film dokumenter BBC yang berjudul "Rekaman Bloxham".
Kasus kedua
Orang yang meragukannya, telah mengkaitkan fenomena ini dengan apa yang 'detektif ingatan' sebut sebagai 'cryptomnesia', yakni suatu kondisi mengingat kembali pada hal-hal yang Anda lupa bahwa pernah mengetahui sebelumnya. Akan tetapi jika ingatan tersebut begitu jauh jaraknya, menurut logika dapat diyakini sebagai reinkarnasi.
Menurut Dr. Arthur Guirdham, ahli reinkarnasi Inggris ternama lainnya, penjelasan ini tidak dapat dibandingkan dengan kasus yang pernah dialaminya sendiri. Guirdham menuliskan pengalamannya ini dalam bukunya "We Are One Another", "The Cathars & Reincarnation" dan buku autobiografinya "A Foot in Both Worlds".
Guirdham, seorang pensiunan psikiatris nasional Inggris, telah memimpin sekelompok kecil orang-orang yang percaya bahwa dirinya adalah seorang Cathars di kehidupan masa lalunya. Kelompok religius ini eksis di daerah Languedoc, Perancis barat daya pada abad ke-13.
Sebuah insiden yang membawa Guirdham pada teori reinkarnasi, dimulai 1962. Dalam departemen pasien rawat jalan di sebuah rumah sakit tempat Guirdham bekerja sebagai psikiatris.
Pada suatu hari, pasien terakhirnya adalah seorang wanita muda yang menarik dan tampak normal. Wanita itu mengeluhkan mimpi buruknya yang dialami sejak remaja, namun saat ini malah sering muncul, dua-tiga kali seminggu. Dalam mimpinya, dia berbaring di lantai dan seorang pria menghampirinya dari belakang. Selanjutnya dia tidak tahu apa yang terjadi, tetapi yang pasti membuatnya sangat ketakutan.
Meskipun Guirdham tetap tenang dan berusaha tidak menganggapnya, namun dia tidak bisa menyembunyikan kekagetannya ketika mendengar bahwa pasiennya menceritakan mimpi buruk yang serupa dialaminya selama lebih dari 30 tahun.
Doktor itu sangat penasaran akan tetapi dia tidak mengatakan apa pun pada pasiennya. Pasien itu pada akhirnya tidak pernah bermimpi buruk itu lagi sejak bertemu dengan Guirdham, begitu juga halnya dengan Guirdham. Mimpinya berhenti seminggu setelah bertemu pasien tersebut.
Pertemuan mereka terus berlanjut, Guirdham yakin mental wanita tersebut tidak terganggu, dan pengetahuan masa lalunya bukan tipu muslihat. Beberapa waktu ke-mudian, wanita itu memberikan sebuah daftar nama, yang dikatakan eksis pada abad ke-13 dan menceritakan hal yang terjadi pada mereka. Dia juga mengatakan bahwa Guirdham juga berada diantaranya dan bernama Rogiet de Cruisot.
Sebagai seorang psikiatris, Guirdham telah mengambil beberapa dasar informasi tentang reinkarnasi, namun tidak pernah begitu antusias. Akan tetapi dengan adanya kasus ini, dia memutuskan untuk meneliti. Dia menemukan nama-nama yang diberikan pasiennya sungguh akurat, meskipun hanya dikatakan dalam catatan sejarah Abad Pertengahan yang tidak jelas. Meskipun catatan tersebut ditulis dalam bahasa Perancis dan tidak pernah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, pasien Guirdham dapat menjelaskan seluruh anggota sekte Cathar, suatu kelompok yang berkembang di daerah Selatan Perancis dan Italia Utara pada Abad Pertengahan. Sekte Cathar mempercayai rein-karnasi.
Selang beberapa waktu, Guirdham akhirnya bertemu banyak orang yang memiliki pengalaman hidup masa lalu di kelompok Cathar, totalnya 11 orang.
Tidak satupun individu tersebut yang pecandu obat ataupun terhipnotis. Nama dan peristiwa masa lalunya muncul begitu saja dalam pikiran mereka, katanya. Guirdham juga memiliki potongan bukti yang paling luar biasa diantara yang berhasil dia kumpulkan. Bukti tersebut berupa hasil sketsa seorang anak perempuan berusia 7 tahun. Menggambarkan situasi yang terjadi di zaman silam, termasuk nama-nama anggota sekte Cathar. "Ini diluar nalarku, bagaimana bisa seorang anak usia 7 tahun dapat mengetahui nama-nama ini di saat saya tidak pernah berpikir bahwa ada seorang ahli dalam sejarah abad pertengahan Inggris yang mengetahui keberadaan mereka."
Sejumlah ingatan samar-samar mereka, nama dan hubungannya telah meyakinkan Guirdham bahwa dia bersama kelompoknya telah hidup bersama tidak hanya satu kali, namun beberapa kali kehidupan. Dia mengatakan,"Dengan 40 tahun pengalaman dalam bidang medis, tak satu pun saya mengetahui perbedaan antara pengalaman seorang paranormal dan seorang schizophrenic atau mungkin saya sendiri yang tidak waras. Tak satu pun dalam kelompok kami yang gila, dan tidak satu pun kolega saya yang mengatakan tidak waras.
Kasus ketiga
Ian Stevenson
Seandainya ada daftar ahli terkemuka tentang reinkarnasi, Dr. Ian Stevenson, seorang professor Psikiatri dari University of Virginia, pastilah namanya tercantum. Dia telah berkeliling dunia untuk menyelidiki berbagai laporan reinkarnasi dan menemukan sebuah pengujian yang teliti untuk menghindari penipuan, crytomnesia dan sebagainya. Diantara lebih dari 200 kasus, hanya 20 kasus yang tahan uji oleh Dr. Stevenson yang dapat dikategorikan kasus reinkarnasi. Tujuh dari kasus ini muncul di India, tiga di Srilanka, dua di Brazil, satu di Lebanon dan tujuh diantaranya terdapat di suku Indian di Alaska.
Ambil contoh seorang gadis cilik yang lahir 1956 di Sri Lanka tengah, dengan nama Gnantilleka Baddewithana. Setelah dia mulai belajar berbicara, dia mengatakan nama ayah dan ibunya di lain tempat, juga memiliki dua kakak laki-laki dan banyak saudara perempuan. Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh gadis tersebut, orang tuanya dulu berada di sebuah kota yang cukup jauh jaraknya. Mereka akhirnya menemukan bahwa keluarga tersebut telah kehilangan anak lelakinya pada tahun 1954. Saat Gnantilleka mengunjungi keluarga itu, dia mengatakan bahwa dirinya adalah anak laki-lakinya yang meninggal itu dan mengenal semua tujuh anggota keluarga tersebut. Padahal kedua keluarga tersebut tidak pernah bertemu ataupun mengunjungi kota kedua belah pihak.
Kesimpulan
Orang yang meragukan reinkarnasi bisa jadi menolak teori ini sebagai suatu kebohongan, sementara itu yang tidak mempercayai akan mengatakan sebagai takhayul yang tidak berdasar.
Tak peduli apakah Anda mempercayainya atau tidak, sejak zaman dahulu kala, kepercayaan di timur seperti Buddhisme dan Taoisme telah mendukung teori ini dalam kepercayaan mereka. Mereka percaya pada teori sebab akibat, dengan kata lain hubungan antara ada sebab dan ada akibatnya.
Mereka percaya bahwa segala tindak tanduk seseorang dalam kehidupan ini, seluruh perbuatan baik serta perbuatan jahatnya akan menerima balasannya. Teori ini mengatakan bahwa kekuatan alam dari Hukum Kosmis (disebut juga Hukum Semesta) akan melakukan hal ini. Perbuatan seseorang, baik atau jahat akan termanifestasi akibatnya pada kehidupan masa kini atau di kehidupan mendatang, baik itu sebagai takdir keberuntungan, atau takdir kemalangan, atau juga balas jasa dan lain sebagainya, tergantung pada kasus tersebut.
Atheis menganggap teori ini sebagai contoh 'sindrom fatalistis'. Atheis percaya bahwa kehidupan adalah apa yang seseorang dapat penuhi segala keinginannya, takdir seseorang terletak pada dirinya sendiri.
Kebalikannya, penganut Tao mempercayai seseorang akan menuai apa yang dia ta-burkan. Hal ini menjelaskan salah satu teori Taoisme tentang delapan macam takdir reinkarnasi seseorang, seperti kekayaan vs kemiskinan, kehormatan vs kerendahan hati, panjang umur vs umur pendek.
Mungkin inilah alasannya mengapa Buddhisme pada 2.500 tahun yang lalu hingga kini mengajarkan teori "enam jalur samsara (reinkarnasi)". Dan mungkin juga hal ini dapat menjadi alasan untuk lebih memperhatikan nasehat leluhur kita untuk mematuhi pepatah kuno, "Perbuatan baik akan mendatangkan kebajikan dan perbuatan buruk akan menerima balasan." . (pureinsight/fdz)
Referensi:
1) Iverson, Jeffrey's book (1976) "More Lives Than One? The evidence of the remarkable Bloxham Tapes". Souvenir Press, London. ISBN 0-285-62239-0.
2) Dr Ian Stevenson mendirikan "The Division of Perceptual Studies
(DOPS)" pada 1967, sebuah unit Departemen Pengobatan Psikiatri di University of Virginia. Memanfaatkan metode-metode sains, penelitian DOPS fenomena penglihatan paranormal, terutama pada anak yang mengaku dapat mengingat kehidupan masa lalunya (reinkarnasi), pengalaman mendekati kematian, pengalaman keluar dari tubuh, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar