Corak batik khas Cirebon itu mewujud melalui kreasi perancang ternama asal Inggris.
KAMIS, 22 SEPTEMBER 2011, 07:57 WIB
Pipiet Tri Noorastuti
VIVAnews - Batik Mega Mendung! Mungkin itu yang spontan terlintas saat menyaksikan corak menyerupai awan berarak-arak di langit, yang melekat pada penampilan sejumlah model di London Fashion Week kali ini.
Corak batik khas Cirebon itu mewujud melalui kreasi Julien Macdonald yang memainkan gradasi warna biru di atas lembar kain putih. Menguatkan karakter yang ia bangun lewat serangkaian koleksi spring summer 2012: halter dress, setelan tuxedo jackets, waistcoat dresses, dan topi ala militer.
Julien tidak menyebut corak tersebut sebagai Mega Mendung. Ia hanya mengatakan bahwa kreasinya terinspirasi dari desain tato cetak Asia, yang ia sebut sebagai tato naga. "Aku ingin mengajak orang-orang yang menikmati karya saya sedikit berkelana ke Asia," katanya, seperti dikutip dari vogue.com.
Pikiran Julian tampaknya melayang ke China saat menyebut sentuhan Asia pada karyanya. Mungkin ada benarnya. Menilik sejarah batik Mega Mendung memang selalu mengarah pada kedatangan bangsa China ke wilayah Cirebon di masa lalu. Menurut filosofi China, awan melambangkan dunia atas yang merupakan gambaran dunia luas, bebas, dan transidental.
Tak hanya memikat Julien. Corak Mega Mendung juga pernah dijadikan cover sebuah buku batik terbitan luar negeri berjudul 'Batik Design', karya seorang berkebangsaan Belanda bernama Pepin van Roojen. (adi)
Corak batik khas Cirebon itu mewujud melalui kreasi Julien Macdonald yang memainkan gradasi warna biru di atas lembar kain putih. Menguatkan karakter yang ia bangun lewat serangkaian koleksi spring summer 2012: halter dress, setelan tuxedo jackets, waistcoat dresses, dan topi ala militer.
Julien tidak menyebut corak tersebut sebagai Mega Mendung. Ia hanya mengatakan bahwa kreasinya terinspirasi dari desain tato cetak Asia, yang ia sebut sebagai tato naga. "Aku ingin mengajak orang-orang yang menikmati karya saya sedikit berkelana ke Asia," katanya, seperti dikutip dari vogue.com.
Pikiran Julian tampaknya melayang ke China saat menyebut sentuhan Asia pada karyanya. Mungkin ada benarnya. Menilik sejarah batik Mega Mendung memang selalu mengarah pada kedatangan bangsa China ke wilayah Cirebon di masa lalu. Menurut filosofi China, awan melambangkan dunia atas yang merupakan gambaran dunia luas, bebas, dan transidental.
Tak hanya memikat Julien. Corak Mega Mendung juga pernah dijadikan cover sebuah buku batik terbitan luar negeri berjudul 'Batik Design', karya seorang berkebangsaan Belanda bernama Pepin van Roojen. (adi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar