Coba kalian sesekali mendengarkan radio. Radio chenel apa
saja yang menyajikan tembang-tembang lama era 50-80 an. Biasanya acara itu di
siarkan antara jam 9 pagi hingga jam 3 sore. Memang acara itu dikususkan untuk
ibu-ibu bapak-bapak pensiunan atau yang sudah tak punya kerjaan yang masih muda
saat tembang-tembang itu di dendangkan.
Tak usah mendengarkan lagunya, karna saya tahu kalian pasti
tidak mengatahuinya dan tak bisa menikmatinya. Cukup kalian tunggu saat
kirim-kirim salam. Saat ada sesen telfon sama penyiarnya. Kalian pasti akan
menemukan hal yang sangat herankan.
Sama halnya dengan saya saat itu. Saya benar-benar keheranan
mendengarkannya. Ternyata orang tua yang mendengarkan tembang-tembang itu sama
alaynya dengan remaja jaman sekarang. Masak kirim salam buat temannya disebutin
satu persatu dilangkapi nama lengkap, alamat dan pesan-pesanya. WAWWWOOO…… saya
coba menitin ternyata lebih dari 5 menit. Mungkin penyiarnya sudah bosen dengar
dan ditinggal ke toilet lalau kembali lagi saat si penelefon menyudahi
salam-salamnya. 5 menit itu cukup lama untuk saling bertelefon sapa satu arus
(tanpa ada timbal balik dari seberang). Anehnya lagi si penyiar masih tetap
menanggapinya dengan santai dan tenang dan menurutku Cuma asal jawab iya-iya
saja, selain itu sampai-sampai si penyiar hafal satu-persatu yang di telefonya
hanya melalui suranya saja. Welwh-welwhhhhh……..
Parahnya lagi yang dikiriman salam itu bukan dari kota
tersebut yang belum tentu dapat di dengar di kota yang menerima salam tersebut.
Ternyata orang tua itu memiliki ke Alayan sendiri. mungkin juga orang alay itu
sudah ada semenjak kakek nenekku. Aku kurang tahu pasti, yang jelas yang saya
dengarkan orang-orang tersebut cukup
alay di mata saya.
Mungkin tahapan kehidupan orang di Indonesia itu dimulai
dari bayi, balita, anak-anak, remaja, alay tahap 1, dewasa, alay tahap 2
barulah tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar