Tingkah laku sosial tenak adalah
tingkah laku yang biasa dan dapat diduga yang terjadi antara dua atau lebih
individu pada kelompok orang atau hewan (Lynch dan Alexander, 1986) hubungan
sosial berdasarkan jenis kelamin dan umur (Tabel 1.1). Manusia telah mengubah
pengelompokan sosial ternak. ternak sering hanya dikelompokkan menjadi satu
jenis kelamin atau satu kelompok umur saja, bukannya campuran dari keduanya
atau kelompok yang kompleks yang terdiri dari hewan dengan tingkat reproduksi
yang masih berfungsi, muda, dan anak-anak yang didapatkan sebelumnya dalam
keadaan liar. Control terhadap kelompok-kelompok sering diubah, yang mengarah
pada tingkah laku menyerang sementara hubungan dominasi sedang dibentuk
kembali. Factor-faktor managemen ini mungkin mempengaruhi tingkah laku ternak
peliharaan. Tingkat pengaruh paling tidak sama dengan pengaruh seleksi genetik.
Table 1.1 Hubungan sosial atara hewan berdasarkan jenis
kelamin dan umur
Kelompok
|
Kemungkinan interaksi sosial
|
Jantan-jantan dll
|
Hirarki dominasi yang
tertinggi-terendah; daerah bagi subordinansi
|
Jantan-betina
|
Hubungan seksual, hubungan
dominasi
|
Jantan-anak
|
Penjagaan, tidak peduli,
kekejaman
|
Betina-betina
|
Berkelompok, hubungan dominan,
penjagaan terhadap anak
|
Betina-anak
|
Pemeliharaan, perlindungan,
menyusui, tidak peduli
|
Anak-anak
|
Huungan teman, bermain,
hubungan dominasi
|
Dominansi dan Hirarki
Semua jenis ternak yang telah
dijjinakkan, adalah ternak dengan tingkat sosial tinggi yang hidup berkelompok.
Dapat dilihat bahwa dalam kelompok ternak yang telah terbuentuk, ternak yang
berbeda mempunyai status, peringkat, atau posisi dalam susunan tertentu yang
berbeda. Dengan kata lain ternak yang dominan akan menghambat tingkah laku
ternak yang tingkat domnansinya lebih rendah (subordinat). Dan ternak yang
dominan biasanya mempunyai tingkat hidup yang terbaik.
Ternak dominan dalam padang
pengembalaan akan berbeda jauh dengan manusia atau ternak lainnya. Dalam
kelompok ternak yang telah terbentuk jauh sebelumnya terutama pada padang
rumput yang luas, peringkat kepemimpinannya terlihat, misalnya pada domba,
sapi, dan kuda, tetapi hal ini tidak ada hubungannya dalam dominansi.
Keadaan tingkah laku dominan
tidak begitu jelas bila banyak sumber yang tersedia, misalnya dalam sistem
penggembalaan di padang rumput yang makan dan air banyak tersedia. Tetapi, hal
ini akan terlihat nyata dan penting dalm keadaan berdesakan. Pada keadaan ini
ternak subordinat tidak bias menghindar dari ternak dominan. Dengan ruangan
yang luas, tetapi sumber pakan dan air terbatas atau bila jumlah pakan yang
diberikan oleh manusia terbatas dan dalam waktu yang terbatas (selama musim
kering dingin di Negara yang bermusim dingin), dominansi bebrapa ternak akan
terlihat. Dalam keadaan ini, ternak subordinat akan menerima pakan dalam jumlah
yang kecil atau pakan yang telah tercampur dengan kotoran. Akibatnya, ternak
subordinat akan mengalami kelaparan atau menderita penyakit parasit yang berat.
Keadaan ini telah terbukti pada ternak kambing. Gambar 1.1 memperlihatkan
kemungkinan bagaimana ternak yang berdesakan dapt mempengaruhi produksi ternak
babi. Masalah yang hamper sama terjadi pada keadaan populasi ternak yang
terlalu padat, misalnya pada unggas, dan sapi perah yang dipelihara dalam
kelompok dalam kandang yang sempit.
Bebrapa penelitian yang dikontrol
dengan baik telah dilakukan pada ternak domba, dan sapi. Beberapa penelitian
pada tikus memperlihatkan bahwa tikus yang dipelihara dalam ruang yang sempit
dan berdesakan menyebabkan tikus bertingkah laku jelek dan fungsi fisiologinya
terganggu, sehingga menekan pertumbuhan dan reproduksinya.
Peringkat yang telah
terbentuk baik akan memeberi keuntungan bagi kelompok ternak, sebab energy
tidak hilang oleh berlanjutnya tingkah laku yang agresif. Meskipun dominansi
biasanya pada mulanya dicapai dengan tingkah laku agresif, beberapa individu
ternak yang terlalu besar dan/atau memeperlihatkan kepercayaan diri yang lebih
besar, yang ditunjukkan oleh bentuk tubuh, mungkin dapat status domnan tanpa
harus memperlihatkan tingkah laku yang agresif. Sedangkan yanglain menghindar
dari mereka. Jika ternak diperkenalkan pada waktu yang berbeda ke dalam suatu
daerah atau kelompok, maka ternak yang sebelumnya telah ada di dalam kandang
cenderung lebih dominan daripada ternak yang baru masuk. Juga, ternak yang
lebih muda yang sebelumnya lebih kecil dan dapat dikontrol oleh yang lainnya
mungkin akan tetap seperti sebelumnya, meskipun ukuran tubuhnya sudah menjadi
lebih besar disbanding dengan ternak yang lebih muda.tingkah laku patuh
memiliki nilai tersendiri bagi ternak
yang lebih lemah dan lebih muda. Hal ini member kesempatan padamereka untuk
tetap tinggalkelompok dan berbagi sumber pakan atau air. Ternak subordinat
memperlihatkan tingkah laku menurut (misalnyamerndah dan membalikkan kepala,
berjongkok dan menjauhkan diri) yang dapat mengalihkan atau mengurangi tingkah
laku agrisif dari ternak yang dominan.
Perubahan komposisi
kelompok yang terlalu sering menyebabkan punahnya pringkat dominansi dengan
meningkatnya tingkah laku keganasan dan stress dari semua ternak karena susunan
atau peringkat baru sedang terbentuk. Menghilangkan peningkatan tingkah laku
egresif, misalnya pada ternak dari kelahiran yang berbeda yang dikumpulkan di
satu kandang setelah penyapihan, tidak selalu dimungkinkan. Menempetkan seluruh
ternak dalam lingkungan yang baru bagi semua ternak adalah lebih baik
dibandingkan memasukkan seekor ternak baru ke dalam kandang atau di dalam
daerah kekuasaan ternak lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar