Latar
Belakang
Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber
daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50%
(45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit.
Salah satu usaha guna pemenuan komoditi susu yang terus dikembangkan oleh
peternak adalah pemeliharaan sapi perah. Sapi perah merupakan salah satu
panghasil protein hewani yang sangat penting. Usaha ternak sapi perah di Indonesia baru dimulai pada abad ke-17 bersamaan
dengan masuknya belanda ke Indonesia ,
pada waktu itu orang belanda merasa berkepentingan mandatangkan sapi perah,
agar dapat memperoleh produksi susu untukmemenuhi kebutuhan mereka. Pada waktu
itu bangsa sapi tipe perah yang didatangkan adalah Friesian Holstein (FH) dari negeri Belanda, maka tidak
mengherankan populasi bangsa sapi perah di Indonsia sebagian besar adalah Friesian Holstein.
Setiap suatu usaha pasti berkeinginan untuk
mendapatkan keuntungan, keuntungan dapat diperoleh bila besanya pemasukan
(input) dari usaha tersebut harus lebih besar daripada pengeluarannya. Usaha
akan berjalan dengan baik bila persiapan dilakukan secara matang. Faktor yang
akan menjadi penghambat perlu diketahui dan dicari informasi pemecahannya,
sekaligus faktor pendukung yang ada dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu,
informasi prospek pemasaran susu sapi termasuk hal penting untuk diketahui. Adapun
perusahaan peternakan yang terletak
di kota Surakarta
adalah perusahaan sapi perah CV Murni. Tujuan diadakannya praktikum Ilmu
Ekonomi Perusahaan Peternakan adalah untuk mengetahui kondisi ekonomi di
perusahaan tersebut.
A. Keadaan Umum Perusahaan
Perusahaan
peternakan adalah tempat berlangsungnya penggabungan faktor produksi di bidang
peternakan untuk menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan komersial. Sebelum
mendirikan perusahaan peternakan, seorang pengusaha harus memikirkan banyaknya
modal yang diperlukan, kemungkinan kegagalan, dampak terhadap lingkungan,
pemilihan lokasi yang strategis. Perusahaan peternakan memiliki ciri khas yang
mudah untuk dikenali yaitu memiliki pola usaha besar, manajemen terstruktur,
berbadan hukum (Dinas Pendidikan, 2007).
Usaha peternakan sapi
perah di Indonesia
didominasi oleh peternak skala kecil dan menengah. Usaha ternak sapi perah
Indonesia memiliki komposisi peternak skala kecil mencapai 80 persen, peternak
skala menengah 17 persen dan peternak skala besara mencapai 3 persen. Dengan
rata-rata pemilikan sapi sebanyak 3-5 ekor per peternak, tingkat efisiensi
usahanya masih rendah. Jika skala kepemilikan ternak tersebut ditingkatkan menjadi 7 ekor per peternak maka
diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat efisiensi usaha sekitar 30 persen
(Swastika et al, 2000).
Breed sapi Holstein/Friesian
Holstein/Fries Holland/FH, asalnya dari propinsi Friesien negeri Belanda, masuk
Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda atas prakarsa Kontrolir Van Andel yang
bertugas dari Kawedanan Tengger, Pasuruan (1891-1892), atas anjuran dokter
hewan Bosma mengimpor sapi pejantan Fries Holland langsung dari negeri Belanda.
Sejak tahun 1900 di Lembang dan Cisarua (Bandung) telah terdapat perusahaan
sapi perah Fries Holland murni, disamping itu di Klaten (Jawa Tengah) terdapat
pula pembibitan sapi pejantan muda Fries Holland dari negeri Belanda sebanyak
22 ekor dan langsung dibawa ke Grati, Pasuruan (Soetarno, 2003).
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan usaha sapi perah mengalami perkembangan dan peningkatan
produksi susu yakni adanya dorongan dari pemerintah dan dari pihak swasta. Bila
ditinjau dari pemerintah, dorongan tersebut meliputi pengadaan bibit unggul
dengan cara mengupayakan bibit unggul dan mani beku dari Australia serta menyebar petugas
penyuluhan. Bila ditinjau dari pihak swasta, dorongan tersebut dapat terlihat
dari banyaknya industri pengolahan susu yang bermunculan sehingga menyebabkan
motivasi tersendiri bagi para produsen (AAK, 1995).
Peranan seorang manajer dalam suatu perusahaan peternakan sangat
menonjol.haan lebih mudah. Manajer penting dalam perusahaan,supaya dalam
pengolahan dan penanganan perusKehadiran tenaga terlatih yang sangat terampil
melakukan segala tata laksana peternakan, disertai penataan perlengkapan dan
peralatan perusahaan peternakan yang disesuaikan dengan faktor fisik dan
ekonomi akan menentukan keberhasilan tujuan tersebut (Santosa, 2005).
B. Analisis Finansial
Dalam kenyataannya, biasanya sebuah
perusahaan peternakan kurang memperhatikan masalah perekonomian dan keuangan
perusahaan. Mereka biasanya lebih memperhatikan masalah keadaan perkembangan
dan pertumbuhan ternaknya dan mengabaikan masalah ekonomi dan keuangan
perusahaan sehingga mereka kurang tahu apakah usahanya itu laba atau rugi dan
jika laba tidak tahu berapa besarnya. Banyak perusahaan peternakan di Indonesia
ini yang perkembangannya lambat dan bahkan ada juga yang tidak bertahan lama
karena merugi (Santoso, 2002).
Aspek finansial bertujuan untuk mengetahui
tingkat keuntungan usaha ternak sapi perah dalam kaitan kelayakan usaha ternak
untuk mengetahui berapa minimal seorang peternak mengusahakan ternak sapi perah
dan untuk menghindarkan keterlanjutan investasi pada usaha yang tidak
menguntungkan. Analisis finansial digunakan sebagai petunjuk di bidang sarana
keuangan yang dilengkapi dengan informasi yang sangat dibutuhkan oleh pihak
lain seperti perbankan dan rekanan usaha. Adapun analisis finansial yang umum
digunakan adalah Break Even Point (BEP), Profit Rate, Net Present Value,
Benefit Cost Ratio, Internal rate of Return (Suastina, 2005).
Biaya perusahaan dapat dibagi dengan
berbagai cara. Biaya tetap tidak tergantung pada tingkat kegiatan perusahaan.
Artinya biayanya setiap bulannya tidak terpengaruh oleh naik atau turunnya
kegiatan perusahaan. Dalam biaya variabel, jumlah biaya berubah-ubah sesuai
dengan berubah-ubahnya kesibukan perusahaan. Yang diartikan dengan kesibukan
perusahaan (atau bagian dari perusahaan) dalam satu periode tertentu adalah
kadar sampai di mana perusahaan memakai. Kalau perusahaan atau bagian
daripadanya tidak berproduksi, tetapi menjual, dikatakan kesibukan perusahaan
atau volume penjualan (Anonim, 2008).
Analisis usaha ternak merupakan pendekatan
yang sangat penting bagi suatu usaha ternak komersial. Analisis usaha ternak
bertujuan mencari titik tolak untuk memperbaiki hasil dari usaha ternak
tersebut. Hasil analisa ini digunakan untuk merencanakan perluasan usaha, baik
menambah cabang usaha atau memperbesar skala usaha. Analisa usaha dimaksudkan
untuk mengetahui kinerja usaha secara menyeluruh. Ada tiga laporan utama yang berkaitan dengan
analisa usaha yaitu : (1) cash flow
(arus biaya dan penerimaan), (2) neraca (balance sheet), (3) pertelaan
pendapatan (income statement) (Siregar, 2009).
Neraca merupakan suatu daftar yang
mencatat secara sistematis mengenai darimana perusahaan mendapat uang (yaitu
kewajiban atau utang dan modal) serta bagaimana perusahaan menggunakan uang itu
pada tanggal tertentu dan dinyatakan dengan jumlah uang. Neraca adalah jenis
laporan keuangan yang sangat penting bagi pemakai informasi akuntasi karena
melalui neraca mereka dapat mengetahui dampak keuangan dari transaksi atau
kejadian ekonomi terhadap perusahaan. Dari neraca, perusahaan mengetahui
darimana perusahaan memperoleh uang dan bagaimana uang itu digunakan, sedangkan
cashflow merupakan aliran kas dari suatu usaha yang terdiri dari penerimaan
usaha (inflow) dan pengeluaran usaha (outflow). Aliran kas disusun untuk
menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan
mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas
dan penggunaan-penggunaannya (Alam, 2004).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Perusahaan
1.
Keadaan
Populasi Ternak, Modal, Harga
Perusahaan Peternakan CV Murni terletak di Kelurahan
Pucangsawit Kecamatan Jebres, yang terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk.
Dengan batas sebagai berikut, utara pasar Pucangsawit, timur sungai Bengawan
Solo, selatan kebun/rawa-rawa, barat rumah penduduk. CV Murni berdiri pada
tahun 1966 awalnya bermodal 2 ekor ternak dan sekarang hanya 17 ekor ternak
sapi, jumlah ini termasuk jumlah yang paling sedikit dibandingkan tahun-tahun
kemarin karena modal sekarang hanya dari penghasilan susu tidak ada tambahan
dana dari penghasilan lain. Susu hasil perahan per liter seharga Rp 6.000,00.
2.
Kondisi
Produksi dan Wilayah Pemasaran Produk
Produksi utama dari CV “MURNI” adalah susu dan pedet. Dalam 1
hari CV “MURNI” produksi susunya berkisar ± 75 liter/ hari dengan harga jual
susu Rp. 6000,00/liter. Wilayah pemasaran produk daerah Surakarta dan sekitarnya.
3.
Proses
Produksi yang Dijalankan
Proses produksi untuk peternakan sapi perah adalah produksi
susu, dimana pakan yang diberikan berupa hijauan yang didapatkan dari kebun
sendiri yang berada di Kebakkramat, Karanganyar. Sekali panen bisa didapat 50
ton dengan komoditas rumput gajah, selain rumput gajah, pakan yang diberikan
konsentrat 10/ekor/hari. Bila terjadi sakit pada sapi, maka penanganan
kesehatan dilakukan sendiri, penyakit yang sering ditemui adalah pilek,kembung
dan diare, dalam penanganan kesehatan si pemelihara (pak Samidi) menangani
berdasarkan pengalaman yang tidak berdasar pada ilmu, tetapi apabila tidak bisa
mengangani sendiri memanggil dokter hewan.
|
4.
Sumber Daya
yang Dimiliki
Sumber daya yang dimiliki adalah kandang, sapi 17 ekor sapi
PFH, mesin pemotong rumput, alat transportasi, 5 orang tenaga kerja. CV “Murni
juga memiliki lahan sendiri di Kebakkramat untuk membudidayakan rumput gajah
sehingga kebutuhan hijauan untuk pakan tercukupi tanpa harus membeli karena
sekali panen bisa mencapai 50 ton.
5.
Denah Lokasi
Lokasi perusahaan CV Murni pada mulanya berada di Palur,
Karanganyar dan sekarang berada di kelurahan Pucang Sawit, Jebres, Surakarta . CV Murni
memiliki letak kandang laktasi yang membujur dari arah selatan ke arah utara,
hal ini bertujuan agar induk sapi mendapatkan kehangatan dari sinar matahari
pagi, jadi bisa membantu memperlancar laktasi air susunya. Perusahaan CV Murni,
ventilasinya cukup baik sehingga udara di dalam kandang mengalir dengan baik
dan bau kotoran sapi tidak terlalu menyengat. Ventilasi dan kondisi kandang
mulai dari lantai hingga bangunannya terlihat baik.
Kantor pusat perusahaan CV Murni diperlukan untuk kegiatan
administrasi dan pengaturan jalannya usaha. Letak kantor harus benar-benar strategis dan dekat dengan jalan umum. Letak
kantor biasanya berada dibagian depan lokasi perusahaan sehingga mudah dicapai
oleh kendaraan dan mudah dikenali orang. Letak kantor ini juga diusahakan agar
seluruh lokasi mudah terjangkau dan segala kegiatan mudah dipantau (Santoso,
2002).
Lokasi perusahaan
CV Murni menunjukkan letak perusahaan yang sangat strategis, dimana CV Murni
terletak di Kelurahan Pucang Sawit, Kecamatan Jebres. Perusahan ini terletak di
barat sungai Bengawan Solo, perusahaan ini hanya berjarak ± 500 m dari
Universitas Sebelas Maret, sehingga sangat membantu mahasiswa bila ada yang
ingin praktikum atau mengetahui seluk beluk perusahaan. CV Murni terletak di
letak strategis dan di tengah-tengah rumah warga, tidak ada suatu peristiwa
demonstrasi atau penyegelan dari warga, hal ini disebabkan karena pihak
perusahaan yang memakai tenaga kerja dari warga sekitar dan adanya koordinasi
dan kesepakatan yang baik antar pemilik perusahaan dengan pihak warga.
6.
Penanggulangan
Limbah/Kotoran Ternak
Dulu penanganan limbah berupa feses sebagian di tampung untuk
diolah menjadi pupuk organik dengan biaya pengiriman Rp. 100.000,-/pengiriman.
Sedangkan sebagian dialirkan ke sungai dan terkadang dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar kandang sebagai pupuk, tetapi untuk saat ini limbah langsung
digunakan sendiri sebagai pupuk untuk tanaman, karena dihitung-hitung hasilnya tidak
bisa balik modal yang digunakan untuk transportasi dan membayar pegawai.
Suatu perusahaan peternakan harus diperhatikan penanganan
limbah ternak dengan baik, karena limbah ternak mempunyai nilai negatif dan
positif. Nilai negatifnya adalah limbah ternak dapat menyebabkan polusi yang
mengganggu masyarakat sekitarnya. Nilai positifnya adalah limbah ternak dapat
dimanfaatkan menjadi produk lain yang lebih berguna seperti dibuat pupuk
organik atau dibuat biogas.
Kotoran sapi dapat
diolah menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos ini merupakan dekomposisi bahan-bahan
organik atau proses perombakan senyawa yang komplek menjadi senyawa yang
sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Bahan dasar pembuatan kompos ini
adalah kotoran sapi dan bahan seperti serbuk gergaji atau sekam, jerami padi
dll, yang didekomposisi dengan bahan pemacu mikroorganisme dalam tanah
(misalnya stardec atau bahan sejenis) ditambah dengan bahan-bahan untuk
memperkaya kandungan kompos (Anonim, 2008).
7. Peran Perusahaan Dalam Memberdayakan
Masyarakat Sekitar
Peran perusahaan
dalam pemberdayaan masyarakat sekitar yaitu mengatasi masalah pengganguran
dengan mempekerjakan orang dari penduduk setempat, membantu masyarakat dalam
mencukupi kebutuhan susu, .menciptakan generasi yang cerdas dengan cara mengkonsumsi
susu. Tujuan dari mengatasi masalah pengangguran adalah untuk menjalin menjalin
kerjasama/hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar.
8.
SWOT
Analisis
a.
Strength
/ Kekuatan
Kekuatan
yang sering dihadapi oleh CV Murni adalah untuk tetap berkelanjutan dalam semua
devisi usaha oleh kemudahan dalam pemasaran susu dan tingkat harga pakan.
b.
Weakness
/ Kelemahan
Kesulitan yang sering dihadapi
oleh CV Murni adalah pemasaran susu yang bersaing dengan perusahaan susu lainya,
serta harga jual sapi yang menurun.
c.
Opportunity / Kesempatan
Kesempatan yang akan/ masih
bisa dihadapi oleh CV Murni adalah masih banyak masyarakat yang belum
mendapatkan pekerjaan, adanya kebijakan dari pemerintah untuk minum susu,
limbah hasil pembuangan bisa dimanfaatkan lagi sehingga tidak mencemari
lingkungan
d.
Treatment / Ancaman
Ancaman / hambatan yang sering dihadapi oleh CV
Murni adalah penurunan pemasaran hasil produksi, mempertahankan kualitas susu
yang dihasilkan yang semakin ketatnya persaingan usaha di bidang produksi susu,
berhubung terletak ditengah pemukiman maka tidak dipungkiri bila ada ancaman
gusuran dari warga, adanya tuntutan dari KUD agar kualitas pakan harus ditambah
padahal harga pakan tidak mau tueun, karena di KUD bagian laboratorium harus
kena uji kualitas pakan.
B. Analisis Finansial
1. Modal Investasi
a).
Tanah
dan Bangunan
Tanah (100 m2)
|
Rp
|
50.000.000
|
Total biaya tanah
|
Rp
|
50.000.000
|
b).
Bangunan
dan Pembuatan Kandang
Kandang laktasi (10 m2)
|
Rp
|
5.000.000
|
Kandang bunting dan dara (2,5 m2)
|
Rp
|
1.250.000
|
Kandang pedet (2 m2)
|
Rp
|
1.000.000
|
Kandang karantina (1,5 m2)
|
Rp
|
750.000
|
Kandang sapi dara (5 m2)
|
Rp
|
2.500.000
|
Kandang pejantan (13 m2)
|
Rp
|
6.500.000
|
Mess karyawan (16 m2)
|
Rp
|
8.000.000
|
Gudang pakan dan alat (50m2)
|
Rp
|
25.000.000
|
Total biaya bangunan
|
Rp
|
50.000.000
|
c). Peralatan
6 Ember @ Rp 8.000
|
Rp
|
48.000
|
2 Sapu @ Rp 8.000
|
Rp
|
16.000
|
6 Kain Penyaring Susu @ Rp 6.000
|
Rp
|
36.000
|
2 Alat Pemotong Rumput @ Rp 150.000
|
Rp
|
300.000
|
Total biaya peralatan
|
Rp
|
400.000
|
d). Modal Investasi :
Total biaya tanah Rp 50.000.000
Total biaya bangunan Rp 50.000.000
Total biaya peralatan Rp
400.000 +
Total modal investasi Rp
100.400.000
2. Modal Kerja Tetap (Fixed Cost) per
bulan
a). Gaji dan Upah
Tenaga kerja tetap (5
orang @ 900.000 x 12 bulan)
|
Rp
|
54.000.000
|
Manajer (1
orang x 12 bulan @
1.300.000)
|
Rp
|
15.600.000
|
Total
|
Rp
|
69.600.000
|
b). Perawatan dan
Pengelolaan
Rekening
Listrik 12 bulan @ Rp 250.000
|
Rp
|
3.000.000
|
Pajak
air (sumur) 12 bulan @ Rp 25.000
|
Rp
|
300.000
|
Penyusutan
|
Rp
|
34.400.000
|
Pajak
|
Rp
|
4.000.000
|
Total
|
Rp
|
41.700.000
|
Total Modal Kerja Tetap per
bulan
= Rp 69.600.000 + Rp 41.700.000 = Rp 111.300.000,-
3. Modal Kerja Variabel (Variable Cost)
a).
Pembelian Sapi Perah
Sapi Laktasi 10 ekor @
4.500.000
|
Rp
|
45.000.000
|
Sapi Pedet 1 ekor @ 1.250.000
|
Rp
|
1.250.000
|
Total
|
Rp
|
46.250.000
|
b).
Pembelian Pakan Ternak
Konsentrat 10kg x 17ekor x 365 hr x Rp 1200
|
Rp
|
74.460.000
|
Total
|
Rp
|
74.460.000
|
c).
Lain-lain
BBM (Solar) 100.000/bulan x 12 bulan
|
Rp
|
1.200.000
|
Biaya Transportasi 144.000/bulan x 12 bulan
|
Rp
|
1.728.000
|
Obat Ternak 100.000/bulan x 12 bulan
|
Rp
|
1.200.000
|
Sumbangan 200.000/bulan x 12 bulan
|
Rp
|
2.400.000
|
Total
|
Rp
|
6.528.000
|
Total Modal Kerja Variabel
per bulan
= Rp 46.250.000 + Rp 74.460.000 + Rp 6.528.000 =Rp 127.238.000
d). Total Cost (TC) /
Kebutuhan dana keseluruhan
Modal Investasi
|
Rp
|
100.400.000
|
Modal Kerja Tetap (Fixed Cost)
|
Rp
|
111.300.000
|
Modal Kerja Variabel (Variable Cost)
|
Rp
|
127.238.000
|
Total Modal
|
Rp
|
338.938.000
|
e). Total Penerimaan Selama 1 tahun
Penjualan Sapi Laktasi 10 ekor x @ 13.000.000
|
Rp
|
130.000.000
|
Penjualan susu 10 ekor x 6 x @ 6000 x 30 x 12
|
Rp
|
129.600.000
|
Penjualan Pedet 1 ekor x @ 1.700.000
|
Rp
|
1.0700.000
|
Total Penerimaan
|
Rp
|
261.300.000
|
f). Biaya Produksi 1 tahun
Gaji dan Upah
|
Rp
|
69.900.000
|
Pembelian Sapi Perah
|
Rp
|
40.000.000
|
Total Biaya Produksi
|
Rp
|
109.900.000
|
4. Laba / Keuntungan = Output – Input
= Rp 261.300.000 – Rp 109.600.000
= Rp 151.700.000,-
5. Rentabilitas (%)
Rentabilitas (%) =
= 44,7 %
6.
PPC (Payback
Period of Credit)
=
= 2,2 tahun
7. BEP
BEP (rupiah) =
=
=
= Rp 214.038.462
Harga per unit = Rp 6.000,-
Biaya Variabel per Unit = Harga per unit x Biaya Variabel
Penjualan
= Rp 2921,6 ≈ Rp 2.900,-
BEP (unit) =
biaya tetap
H – BVR
= = 35.903 unit
8. ATO (Asset Turn Over)
ATO = hasil produksi
per periode
modal
= 0,77 kali
9.
EBIT (Earning
Before Interest and Tax)
HPP = Variable cost + biaya penjualan (1% dari hasil produksi) + fixed cost
= Rp 127.238.000 + (1% x
Rp 261.300.000) + Rp 111.300.000
= Rp 241.151.000
EBIT = (hasil produksi – HPP ) – biaya adsministrasi (1%dari hsil produksi)
= Rp 261.300.000 – Rp 241.151.000 – Rp 2.613.000
= Rp 17.536.000
10.
Profit Margin
Profit margin = EBIT
x 100 %
Hasil produksi
= 17.536.000 x
100 %
261.300.000
= 6,7 %
11.
ROI (Return On Investment)
ROI = ATO x Profit margin
= 0,77 x 6,7
= 5,16 %
12.
BCR (Benefit Cost Ratio)
BCR = Penerimaan
Total Cost
= 151.700.000
338.938.000
= 0,44 %
13. Efisiensi Usaha
Efisiensi
Usaha =
Investasi x 100%
Keuntungan
=
= 66,2%
C.
Pembahasan
Setiap
usaha perlu adanya analisis finansial yang berfungsi untuk mengetahui kondisi
usaha yang dijalankan. Analisis ini bertujuan, jika usaha mengalami kerugian
dapat dilakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menghindari
kebangkrutan, sebaliknya apabila usaha mengalami keuntungan akan dapat
mengembangkan usaha menjadi lebih besar dan berkembang pesat.
CV. Murni saat
ini populasi ternak yang dimiliki berjumlah 17 ekor sapi PFH dan modal sekitar
Rp. 338.938.000 yang digunakan untuk menyiapkan perlengkapan awal.
Perusahaan ini menyalurkan hasil produksinya ke sekitar karisidenan Surakarta,
yaitu Karanganyar, dan Sukoharjo dan sekitarnya. Penanganan kesehatan ditangani
oleh pihak perusahaan, untuk penanganan reproduksi, pihak CV Murni melaksanakan
Inseminasi Buatan dengan cara menghubungi mantri dengan tingkat keberhasilan 60
%. Alat – alat peternakan yang ada meliputi
tempat pakan, tempat minum, ember, sapu, kain penyaring susu dan alat pemotong
rumput (chooper). Lokasi peternakan sendiri berada di dekat sungai dan
di tengah-tengah pemukiman warga serta dekat dengan jalan raya, sehingga
memudahkan pemasaran. Limbah yang dihasilkan dari peternakan ini berupa feses, urin,
pada zaman dahulu CV Murni pernah mencoba untuk mengolah limbah padat menjadi
kompos dan selanjutnya dikirim ke Sukoharjo dengan biaya pengiriman Rp 100.000,
lalu setelah dihitung-hitung oleh pihak perusahaan, usaha ini dihentikan karena
tidak menguntungkan dan akhirnya hanya dimasukkan dalam kantong dan anak dari
pemilik kadangkala mengambil kotoran tersebut untuk diolah.
Data hasil analisis
finansial diperoleh modal keseluruhan sebesar Rp. 338.938.000,- yang berasal
dari modal investasi, fixed cost, dan
variable cost. Total penerimaan dalam 1 periode sebesar Rp. 261.300.000,-
dan total biaya produksi selama 1 periode sebesar Rp. 109.600.000,-. Oleh karena itu perusahaan ini mendapatkan
laba sebesar Rp. 151.700.000,-.
BEP adalah
suatu nilai dimana keuntungan yang diterima perusahaan sama nilainya denga
total biaya yang dikeluarkan, dengan anggapan bahwa hanya harga jualnya
tertentu (Swastha dan Soekatjo, 2000). Perusahaan tidak untung dan tidak rugi,
atau impas/kembali pokok/ pas-pasan. Besarnya BEP (unit) perusahaan ini adalah 35.903
unit sedangkan BEP (rupiah) perusahaan
CV Murni adalah Rp 214.038.462,-.
Rentabilitas
adalah kemampuan untuk menghasilkan laba dari sejumlah dana yang dipakai untuk
menghasilkan laba tersebut. Besarnya rentabilitas untuk CV Murni sebesar 44,7
%. Sedangkan PPC adalah waktu
pengembalian investasi (berapa tahun atau berapa bulan) setelah investasi
ditanamkan dalam perusahaan (Adisaputro, 1993), manfaat yang diperoleh dari PPC
adalah mengetahui waktu yang digunakan untuk investasi, salah satu kriteria
untuk menyakinkan bank untuk memberikan pinjaman ke perusahaan, perencanaan
usaha perusahaan dalam jangka panjang. Nilai PPC perusahaan ini adalah 2,2 tahun
dan berdiri pada tahun 1966 yang berarti dalam jangka waktu 2,2 tahun yang akan
datang investasi dari perusahaan CV Murni akan segera terlunasi sekitar tahun 1969.
BCR
merupakan hasil perbandingan antara nilai total benefit dengan total biaya
sebagai indikator bisa diterima atau tidaknya investasi yang dijalankan dalam
usaha. Nilai BCR dari perusahaan CV Murni sebesar 0,44%. Sedangkan efisiensi
usaha bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi dari perusahan, nilai
efisiensi usahanya adalah 66,2 %.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar