Malam itu bertepatan dengan malam kamis. Dimana saya sebagai
mahasiswa tingkat ahir sedang disibukkan dengan tugas ahir alias sekripsi yang
sedang rajin-rajinnya lembur sampai malam supaya dapat segera memulai
penelitian dan sekripsi. Malam itu seperti biasa saya online di kampus
hingga malam bersama teman-teman satu
tim penelitian. Sebenarnya saat bersama teman-teman itu saya sudah mempunyai
rasa yang sangat tidak enak seperti ada udara dingin di kanan dan udara panas
di kiri sisi tubuhku. Tapi karena terlalu asiknya berdiskusi membahas rencana
penelitian saya tak begitu memperdulikannya.
Saat itu kami tidak selarut malam menyelesaikan pekerjaan
kami karena semua sedang ada tugas lain. Kalau malam sebelum-sebelumnya kami
bisa sampai jam 12 malam di kampus, malam itu hanya sampai jam 10 malam saja.
Setelah masing-masing berpamitan lalu mereka pergi, begitu juga denganku.
Tetapi dari semuanya sayalah yang terahir dalam meringkas barang-barang dan
pergi meninggalkan fakultas.
Saat pulang mengendarai motor saya melihat sebuah
kejanggalan, di depan fakultas saya melihat ada orang yang sedang berbicara
sendiri tetapi seolah-olah orang yang dia ajak bicara itu berada tepat di
samping dia. Tingkah lakunya seperti orang sedang yang sedang berpacaran
berucap saying dan manja tetapi tak ada orang yang dia ajak bicara. Memang di
depan fakultas saya menurut rumor memang sedikit mistis. Tapi saya tak
menghiraukan orang yang berbicara sendiri itu karena saya ingin segera sampai
kost.
Dalam perjalanan ke kost saya sempakan membeli rokok dan
cemilan di toko depan gang masuk kost. Lagi-lagi saya melihat sebuah hal aneh.
Kali ini saya melihat sebuah bayangan sepeda motor saya tetapi pada bayangan
itu seperti ada bayangan lain yang sedang duduk di jok belakang sepeda motor
saya dan saat saya amati tiba-tiba bayangan itu memudar lalu lenyap. Saya dapat
melihat bayangan sepeda motor saya karena lampu dari toko tersebut yang sedikit
menerangi jalan sehingga membuat bayangan benda
yang berdiri di depan toko tersebut. Tetapi saat saya keluar toko
tersebut yang ada hanya sepeda motor saya dan saya sendiri, saya berada di
depan sepedamotor dan sepeda motor saya berada di kanan saya jadi dalam
bayangan di aspal saya berada di depan sepeda motor saya tetapi saya melihat
bayangan lain yang berada di atas bayangan sepeda motor saya. Padaha pemilik
toko sudah masuk kembali di dalam rumahnya.
Di kost saya melanjutkan kembali pekerjaan saya yaitu
membuat proposal penelitian. Saat jam menunjukkan jam 10 malam saya mendengar
ada orang marah-marah tetapi perkataanya tak begitu jelas masuk ke telinga
saya. Yang jelas perkataanya membentak-bentak orang yang dia marahi. Karena
penasaran saya keluar kamar tetapi bukanya makin jelas suaranya tetapi semakin
jauh dari kamar suara itu makain tak terdengar. Lalu saya pun kembali ke kamar,
anehnya di kamar suara itu benar-benar terdengar walau perkataanya masih tak
jelas. Untuk mengurangi rasa penasaran saya keluar masuk kamar berulang-ulang
kali tetapi tetap suara itu tidak terdengar di luar kamar saya tetapi di kamar
suara itu sangat terdengar. Aku pun mencari sumber suara tersebut mungkin dari
MP3 player, radio, laptop, HP maupun BB tetapi semuanya peralatan tersebut
tidak mengeluarkan suara. Suara orang yang marah-marah itu seperti berada di
tengah-tengah kamar kost saya tetapi saya tak bisa melihatnya. Hal itu ahirnya
membuat kulitku merinding disko sejadi-jadinya. Saya bacakan sembarang doa yang
saya bisa tetapi suara itu benar-benar belum menghilang.
Aku baru ingat aku belum sholah isak, sambil tetap berdoa
sayapun langsung mengambil wudu lalu kembali ke kamar saya untuk sholat.
Setelah solat bukannya suara itu menghilang tetapi malan sedikit lebih jelas,
sekarang bukan Cuma satu orang yang berbicara tetapi dua orang satu yang
marah-marah dan satunya yang membela diri karena di marahi. Hal itu membuat
saya semakin bingung tak karuan. Takut dan cemas menambah tekanan batin pada
diri saya. Ahirnya setelah sholat itu saya membaca surat yasin dan tahlil
hingga selesai dan Alhamdulillah suara itu lalu menghilang.
Setelah kejadian itu saya pergi ke kamar teman saya yang ada
di kost. Malam itu kebanyakan teman kost saya sedang beramin futsal dan tinggal
saya dan satu anak kost baru yang tidak ikut. Saya ceritakan hal yang saya alami,
tak lupa saya minta saran tetapi dia malah ikut takut mendengar cerita saya.
Sehingga saya tak ceritakan hal mendetai hingga ahir yang saya alami.
Setelah sedikit tenang saya kembali ke kamar. Jam sudah
menunjukkan jam 12 malam dan saya tak jadi meneruskan membuat proposal karena
pikiran saya sudah tak mau berpikir lagi setelah kejadian itu. Kumatikan lampu
dan kurebahkan tubuh di kasur. Tak berapa lama saya merasa mendengar suara
langkah kali disertai suara bisik-bisik di depan kamar saya. Awalnya saya pikir
teman-teman saya tetapi saya ingat-ingat lagi teman kost saya belum pulang dari
futsal ditambah suara itu lebih mengara pada suara wanita. Saya menjadi
penasaran lagi dan segera melangkah keluar.
Belum sempat membuka pintu dari jendela kaca yang terletak
di samping pintu kamar, saya melihat ada sosok wanita yang sedang duduk di
kursi. Rambutnya terkulai memanjang sebahu menghadap ke arah timur kalau
dilihat dari kamar saya terlihat bagian samping dari kanan tubuhnya. Saya
pikir-pikir lagi ceweknya siapa yang malam-malam bertamu ke kost ini. Saat itu
saya belum melihat bagian tubuhnya karena terhalang tembok. Lalu saya ingat
kalau saya yang pulang terahir dan mengunci pintu pagar dan pintu kost,
pertanyaan lagi dari mana cewek itu datang? Sempat saya berpikir untuk
menegurnya tetapi saat saya akan keluar kamar terlihatlah tubuhnya yang
terbalut baju daster serba putih. Mungkin itu yang dinamakan mrs kunti atau
yang lainya.
Sepontan bulukuduk saya berdiri semuanya, dengan hati-hali
saya melangkah kembali ke atas kasur. Jangan sampai mrs kunti menyadarinya kalu
saya meliriknya. Kubalikkan tubuh menghadap tembok. Hingga Saya sama sekali tak
berani membalikkan tubuh saya. Kudengar mrs kunti tersebut bersenandung pelan.
Entah lagu apa yang sedang ia senandungkan tetapi setiap mendengar senandungnya
bulukuduk saya berdiri. Ingin sekali mengambil MP3 di bawah kasur tetapi saya
sama sekali tak berani bergerak karena terlalu takut.
30 menit mendengar senandungnya terasa 30 tahun lamanya.
Hingga terdengar suara pintu kost di buka disusul suara teman-teman kost ku
yang sedang heboh setelah pulang dari futsal. Mendengar itu saya keluar kamar
dan menceritakan yang saya alami barusan dan saya tunjukkan kursi yang di
duduki mrs kunti tadi. Saya pun minta ijin untuk tidur di kamar salah seorang
teman saya karena saya takut.
Sekitar jam 2 pagi (belum sampai 1 jam saya tidur) saya
ingin buang hajat, karena sudah sampai ujung saya beranikan diri untuk ke
toilet sendiri. sesudah itu karena terlalu ngantuknya saya lupa kalu saya tadi
tidur di kamar teman, karena benar-benar lupa saya berjalan menuju kamat saya
sendiri dan tidur di kamar saya sendiri. belum sampai 15 menit merebahkan diri
di kasur kebanggaan saya lalu di luar saya mendengar suara orang menagis
terisak-isak. Suaranya pelan tapi seirama, maksutnya dari awal hingga ahir di
ulang ulang suaranya dan nadanya sama terus. Seperti suara orang menagis di
rekam lalu di copi dan di putar berulang-ulang.
Barulah saya sadar kalau saya tadi tidur dikamar teman saya
dan ketakutanpun bertambah karena saya sadar kalu kali ini saya benar-benar
tolol untuk kembali ke kamar sendiri. Entah sampai berapa lama suara itu
terdengar di luar kamar saya, karena saya tak berani mendengarnya. Kali ini
saya masih sempat membawa HP sehingga sambil tidur saya menyalakan music untuk
mengurangi suara tangis itu masuk telinga saya.
Mungkin karena antara benar-benar ngantuk dan sangat takut membuat sebuh kebodohan. Kenapa saya
tak menelefon teman saya? Padahal HP ada di tangan? Pulsa ada? Teman-temanpun
sudah di kost semuanya. Tetapi kenapa saya tak melakukanya? Benar-benar bodoh.
Ahirnya pagi itu saya ketiduran sambil masih mendengarkan
suara music dan suara tangisan tersebut hingga suara azan subuh berkumandang.
Barulah suara tangis itu lenyap dari telinga saya setelah azan subuh
berkumandang. Setelah itu sekitar 30 menit saya bisa tertidur dengan sangat
nyenyak hingga alaram berdering. Setelah itu sayapun sholat subuh dan
rencananya tidur kembali. Tetapi karena suatau hal ahirnya pagi itu saya tidak
tidur lagi.
Sore harinya setelah kejadian di pagi itu saya ceritakan
pada teman saya. Semuanya menanggapi macam-macam tetapi saya tak peduli lagi.
Yang terpenting cukup satu malma yang mencekam di kost tidak untuk yang kedua
kali atau yang ketiga kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar