VIVAnews - Setelah
melalui serangkaian penelitian dan ujicoba sejak 1987, pil pencegah kehamilan
khusus pria segera diproduksi massal di tanah air. Pil kontrasepsi itu menjadi
harapan baru yang akan semakin menepikan kondom dan vasektomi.
Pil pencegah kehamilan atau populer disebut pil KB mengandalkan ekstrak tanaman gandarusa sebagai bahan baku utama. Dengan nama latin Gendarussa vulgaris Nees, tanaman obat itu diklaim efektif untuk menekan pertumbuhan spermatozoa.
“Meski berhubungan dengan pasangan, dengan mengkonsumsi pil KB pria ini secara teratur kelahiran bisa dicegah. Bahkan, para pria yang merupakan akseptor KB tersebut mengaku makin jantan,” kata sang penemu, Drs. Bambang Prayogo, Apt dari Jurusan Farmakognosi Universitas Airlangga.
Menurutnya, cara kerja senyawa gandarusa lebih mudah diterapkan dan berpeluang berhasil. Karakter tanaman obat ini juga bersahabat bagi pria karena tak akan mematikan kesuburan pria secara permanen. Tingkat kesuburan pria akan kembali normal setelah konsumsi dihentikan.
Sebagai tanaman obat, daun gandarusa selama ini dikenal sebagai bahan ramuan untuk mengatasi kaki terkilir, nyeri, dan bengkak. Ada juga yang memanfaatkannya untuk memperlancar siklus menstruasi, mengatasi mual dan meredakan sakit kepala.
Demi menjaga ketersediaannya, gandarusa terus dibudidayakan di sejumlah wilayah seperti Mojokerto, Jombang, dan Pasuruan. “Kami terus mengembangkan pembudiyaan tanaman ini agar penelitian yang mahal dan lama ini tidak sia-sia. Penelitiannya sudah selesai, eh pilnya tidak dapat diproduksi karena bahan baku tidak ada,” ujarnya.
Bambang mengatakan, tahapan menjadikan pil hasil ekstrak gandarusa sebagai produk kesehatan untuk masyarakat umum sudah terpenuhi akhir tahun lalu. PT Indofarma bahkan telah menyanggupi untuk mulai mengedarkan produk ini November mendatang.
"Pihak industri farmasi juga sudah menyelesaikan uji klinis dan siap untuk memproduksi secara massal. Jadi tinggal menunggu izin dari BPOM untuk peredarannya,” katanya. "Tapi yang perlu dicatat, jika benar ini sudah diedarkan jangan sampai disalahgunakan.”
Kontrasepsi Pria
Selama ini, tanggung jawab mengontrol kehamilan cenderung dilimpahkan kepada kaum wanita. Banyak pria menolak melakukan vasektomi karena sifatnya permanen dan perlu tindakan operasi. Sementara pemakaian kondom kurang populer karena dianggap mengurangi kenikmatan seksual.
Berikut beberapa alat kontrasepsi pria lainnya:
1. Suspensory
Alat ini dirancang untuk menjaga testis pada tempatnya, meningkatkan temperaturnya yang berdampak pada berkurangnya produksi sperma. Alat yang berbentuk seperti celana dalam pria ini, harus digunakan setiap hari agar efektif.
2. External Heat
Sumber panas dari luar ini mirip dengan suspensory yaitu meningkatkan temperatur disekitar alat vital untuk mengurangi produksi sperma. Karena tergantung dengan temperatur tubuh, waktu yang dibutuhkan lebih cepat dibandingkan menggunakan suspensory. Sauna, alat penghangat dan beberapa peralatan bisa digunakan untuk membuat temperatur tubuh meningkat dan produksi sperma berkurang.
3. RISUG
Reversible Inhibition of Sperm Under Guidance adalah senyawa kimia yang diberikan melalui suntikan dan memiliki dua efek kontrasepsi. Yaitu, menghambat vasa deferentia (tabung tempat sperma mengalir) dan merusak sperma yang behasil masuk ke dalamnya. Suntikan ini sangat efektif dan per dosis bisa bertahan hingga 10 tahun. Efek sampingnya juga sedikit dan dosisnya bisa disesuaikan sesuai dengan kebutuhan.
4. Nifedipine
Adalah jenis obat yang termasuk calcium channel blockers (CCBs). Penelitian menunjukkan CCBs bisa menghambat saluran kalsium dalam membran sel sperma. Hal itu akan berdampak menghambat kerja sperma tetapi tidak berpengaruh pada produksinya. Seseorang yang mengonsumsi nifedipine jumlah spermanya tetap tetapi fungsinya akan menurun.
5. Vasektomi
Adalah proses mengikat atau memotong saluran sperma. Vasektomi dilakukan dengan membuat satu atau dua sayatan kecil pada kulit skrotum (kantung buah zakar). Kemudian saluran sperma sebelah kiri dan kanan dipotong atau diikat, sehingga air mani yang keluar saat berhubungan intim tidak mengandung sperma.
Tujuannya untuk mencegah terjadinya pertemuan cairan sperma dan sel telur, mencegah kehamilan. Proses ini tidak memakan banyak waktu dan cukup sederhana.
6. Suntikan progesteron
Pemberian hormon progesteron pada pria akan berdampak pada turunnya produksi sperma.
Pil pencegah kehamilan atau populer disebut pil KB mengandalkan ekstrak tanaman gandarusa sebagai bahan baku utama. Dengan nama latin Gendarussa vulgaris Nees, tanaman obat itu diklaim efektif untuk menekan pertumbuhan spermatozoa.
“Meski berhubungan dengan pasangan, dengan mengkonsumsi pil KB pria ini secara teratur kelahiran bisa dicegah. Bahkan, para pria yang merupakan akseptor KB tersebut mengaku makin jantan,” kata sang penemu, Drs. Bambang Prayogo, Apt dari Jurusan Farmakognosi Universitas Airlangga.
Menurutnya, cara kerja senyawa gandarusa lebih mudah diterapkan dan berpeluang berhasil. Karakter tanaman obat ini juga bersahabat bagi pria karena tak akan mematikan kesuburan pria secara permanen. Tingkat kesuburan pria akan kembali normal setelah konsumsi dihentikan.
Sebagai tanaman obat, daun gandarusa selama ini dikenal sebagai bahan ramuan untuk mengatasi kaki terkilir, nyeri, dan bengkak. Ada juga yang memanfaatkannya untuk memperlancar siklus menstruasi, mengatasi mual dan meredakan sakit kepala.
Demi menjaga ketersediaannya, gandarusa terus dibudidayakan di sejumlah wilayah seperti Mojokerto, Jombang, dan Pasuruan. “Kami terus mengembangkan pembudiyaan tanaman ini agar penelitian yang mahal dan lama ini tidak sia-sia. Penelitiannya sudah selesai, eh pilnya tidak dapat diproduksi karena bahan baku tidak ada,” ujarnya.
Bambang mengatakan, tahapan menjadikan pil hasil ekstrak gandarusa sebagai produk kesehatan untuk masyarakat umum sudah terpenuhi akhir tahun lalu. PT Indofarma bahkan telah menyanggupi untuk mulai mengedarkan produk ini November mendatang.
"Pihak industri farmasi juga sudah menyelesaikan uji klinis dan siap untuk memproduksi secara massal. Jadi tinggal menunggu izin dari BPOM untuk peredarannya,” katanya. "Tapi yang perlu dicatat, jika benar ini sudah diedarkan jangan sampai disalahgunakan.”
Kontrasepsi Pria
Selama ini, tanggung jawab mengontrol kehamilan cenderung dilimpahkan kepada kaum wanita. Banyak pria menolak melakukan vasektomi karena sifatnya permanen dan perlu tindakan operasi. Sementara pemakaian kondom kurang populer karena dianggap mengurangi kenikmatan seksual.
Berikut beberapa alat kontrasepsi pria lainnya:
1. Suspensory
Alat ini dirancang untuk menjaga testis pada tempatnya, meningkatkan temperaturnya yang berdampak pada berkurangnya produksi sperma. Alat yang berbentuk seperti celana dalam pria ini, harus digunakan setiap hari agar efektif.
2. External Heat
Sumber panas dari luar ini mirip dengan suspensory yaitu meningkatkan temperatur disekitar alat vital untuk mengurangi produksi sperma. Karena tergantung dengan temperatur tubuh, waktu yang dibutuhkan lebih cepat dibandingkan menggunakan suspensory. Sauna, alat penghangat dan beberapa peralatan bisa digunakan untuk membuat temperatur tubuh meningkat dan produksi sperma berkurang.
3. RISUG
Reversible Inhibition of Sperm Under Guidance adalah senyawa kimia yang diberikan melalui suntikan dan memiliki dua efek kontrasepsi. Yaitu, menghambat vasa deferentia (tabung tempat sperma mengalir) dan merusak sperma yang behasil masuk ke dalamnya. Suntikan ini sangat efektif dan per dosis bisa bertahan hingga 10 tahun. Efek sampingnya juga sedikit dan dosisnya bisa disesuaikan sesuai dengan kebutuhan.
4. Nifedipine
Adalah jenis obat yang termasuk calcium channel blockers (CCBs). Penelitian menunjukkan CCBs bisa menghambat saluran kalsium dalam membran sel sperma. Hal itu akan berdampak menghambat kerja sperma tetapi tidak berpengaruh pada produksinya. Seseorang yang mengonsumsi nifedipine jumlah spermanya tetap tetapi fungsinya akan menurun.
5. Vasektomi
Adalah proses mengikat atau memotong saluran sperma. Vasektomi dilakukan dengan membuat satu atau dua sayatan kecil pada kulit skrotum (kantung buah zakar). Kemudian saluran sperma sebelah kiri dan kanan dipotong atau diikat, sehingga air mani yang keluar saat berhubungan intim tidak mengandung sperma.
Tujuannya untuk mencegah terjadinya pertemuan cairan sperma dan sel telur, mencegah kehamilan. Proses ini tidak memakan banyak waktu dan cukup sederhana.
6. Suntikan progesteron
Pemberian hormon progesteron pada pria akan berdampak pada turunnya produksi sperma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar