Back to nature. Jargon ini agaknya tengah naik daun, dan
menjadi gaya hidup masa kini. Membuat banyak orang semakin bergairah memanfaatkan
produk-produk alami, termasuk konsumsi tanaman herbal untuk meningkatkan
kualitas kesehatan.
Di antara ragam tanaman obat yang kita kenal,
temulawak paling favorit. Temulawak bisa dikatakan jantungnya obat-obatan
tradisional, 70 persen pengusaha jamu memakai campuran temulawak.
Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang tergolong dalam suku
temu-temuan (Zingiberaceae). Ia
berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan
wilayah biogeografi Malesia. Saat ini, sebagian besar budidaya temu lawak
berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina tanaman ini selain di Asia
Tenggaradapat ditemui pula di China, Indochina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika
Serikat dan beberapa negara Eropa.
Sejak 40 tahun terakhir, sejumlah penelitian
membuktikan khasiat temulawak sebagai penyembuh penyakit hati atau liver.
Kuncinya ada pada kandungan kurkuminoid dan minyak atsiri, yang berperan
mempercepat regenerasi sel-sel hati yang mengalami kerusakan akibat pengaruh
racun kimia.
Kurkuminoid terdiri atas kurkumin dan
desmetoksikurkumin, yang bermanfaat menetralkan racun, menghilangkan nyeri
sendi, meningkatkan sekresi empedu, menurunkan kadar kolesterol dan
trigliserida darah, antibakteri, mencegah pelemakan dalam sel-sel hati, dan
antioksidan.
Sedangkan minyak atsiri menyimpan khasiat untuk
meningkatkan produksi getah empedu dan menekan pembengkakan jaringan.
Tak heran jika sejak beberapa tahun lalu,
pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Minum Temulawak (GNMT). Tanaman obat
yang memiliki nama latin Curcuma xanthorrhiza Roxb ini dipromosikan sebagai tanaman
herbal dengan sejuta manfaat, di antaranya:
- Sebagai antioksidan pencegah kanker
- Menormalkan lemak darah, termasuk kolesterol
- Memperbaiki fungsi pencernaan
- Menambah nafsu makan
- Memelihara kesehatan fungsi hati
- Antiradang dan nyeri sendi
- Menghambat penggumpalan darah
Morfologi temulawak: Terna berbatang
semu dengan tinggi hingga lebih dari 1 m tetapi kurang dari 2 m. Batang semu
merupakan bagian dari pelepah daun yang tegak dan saling bertumpang tindih,
warnanya hijau atau coklat gelap. Rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat,
berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarna cokelat kemerahan, kuning tua
atau berwarna hijau gelap. Tiap tunas dari rimpang membentuk daun 2 – 9 helai
dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat
keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31 cm – 84 cm dan lebar 10 cm – 18
cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43 cm – 80 cm, pada setiap helaian
dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun agak panjang. Bunganya berwarna
kuning tua, berbentuk unik dan bergerombol yakni perbungaan lateral,. tangkai ramping dan sisik berbentuk
garis, panjang tangkai 9cm – 23cm dan lebar 4cm – 6cm, berdaun pelindung banyak
yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga
berwarna putih berbulu, panjang 8mm – 13mm, mahkota bunga berbentuk tabung
dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang
berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25cm
– 2cm dan lebar 1cm, sedangkan daging rimpangnya berwarna jingga tua atau
kecokelatan, beraroma tajam yang menyengat dan rasanya pahit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar