tangisan wanita |
Bohong, kamu berbohong lagi. Lagi-lagi kamu berbohong. Berbohong kepadaku. Setelah sekian kalianya ku berusaha percaya padamu, nyatanya kamu berbohong lagi.
Apakah aku tak tahu semua ulahmu?. Apakah ku tak pernah tahu semua yang ada di belakangmu?. Aku tahu dan aku mengerti kenapa kamu melakukanya padaku. Aku sangat-sanagt memahaminya. Aku benar benar mengetahuinya secara gambling dan pasti.
Kalau kamu tahu siapa di balik semua yang kutahu ini kau pasti bersedih. Asal kamu tahu, ibumu lah yang menceritakanya ke padaku. Menceritakan semua yang tidak kamu tahu. Menceritakan kekesalanya padamu, menceritakan kemarahanya padamu, menceritakan semua marahnya padamu, menceritakan seluk beluk kamu menurutnya.
Sebelumnya aku tak tahu apa yang di maksut ibumu itu. Tetapi setelah ku makin dekat denganku aku baru tahu semuanya. Semua yang awalnya berupa kebanggaan menjadi sebuah kesedihan. Merubah pradikma tentangmu dan merubah semua tentangmu.
Dan tugasku sekarang setelah mendengar semuanya adalah merubahmu. Merubahmu menjadi seseorang yang lebih baik dari ini. Menjadikanmu menjadi wanita yang kuat, teguh dan tanpa keangkuhan. Melunakkan keegoisan-keegoisanmu.
Beberapa tahun telah terjalani hingga kini. Berdua kita menikmati semua ini. Kukasih semua dorongan, ide, gagasan, kasih, sayang, kekuatan, keteguhan dan semua yang bisa merubahmu. Tetapi semuanya seperti bayangan semu saja yang hanya dimulut tanpa ada di hati.
Kau pikir apa yang kuinginkan darimu? Cinta? Kasih sayang? Bukan….!!! Aku tak mencintaimu, aku tak sayang padamu. Aku hanya kasihan padamu. Kasihan terhadap semua yang telah kau lakukan. Kasihan akan waktu yang kamu buang, kasihan pada energi yang tak berarti, kasihan pada air mata yang terus terurai, kasihan canda dan tawamu yang terus menghilang dan kasihan pada ibumu.
Ibumulah yang bisa membuatku dekat denganmu, mau mendekatimu, dan berusaha memberikan cinta tak bertuan padamu. Tetapi ternyata semua ini seperti tak ada artinya. Kamu ternyata tak berubah sama sekali. Malah menurut ibumu ulahmu semakin menggila.
Kebohonganmu semenjak kita dekat sebenarnya telah terbongkar. Ibumu selalu rutin memberitahukan tentangmu padaku. Semenjak kamu tak kuliah lagi hingga alasan-alasan yang tak masuk akal di kepalaku. Alasan-alasan yang ternyata tak ada artinya alias omong kosong hingga alasan-alasan yang semua temanmu tak mereka sukai.
Semakin lama kebohonganmu semakin menjadi dan semakin tak bermutu di depanku. Teman-temanmu semakin malas denganmu. Tiba-tiba ini lah.. itu lah… dan selalu berubah ubah. Kau bikin janji dank au yang pergi tak berarti. Kau yang mengajak lalu kau lari sendiri. Semuanya sebenarnya telah kutahu. Tapi tak kan pernah kuberi tahu padamu.
Makin lama-makin malu aku bertemu denganmu. Tapi karna dorongan dari ibumulah aku masih bertahan hingga sekarang. Aku tak tega pada ibumu yang selalu mempermasalahkanmu. Terutama semenjak kamu dan mantanmu berpisah karena masalah sekolah hingga kalian benar-benar putus tanpa setatus.
Maaf, sekarang aku sudah tak tahan. Aku sekarang tak mau menghiraukanmu lagi. Tapi aku masih mau berteman denganmu. Sebagi sahabat yang akan selalu membantumu memecahkan masalahmu. Bukan sebagi kekasih bayangan dari sang mantanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar