Pagi ini hembuhan angin meniupkan cintamu padaku. Menyebutkan letak surga cinta kita berdua. Membisikkan nyanyian-nyanian dewi-dewi cinta. Membuat kita berdua terbuai dalam gelombang asmara.
Surya pagi yang hangat ditemani awan putih tipis di ufuk timur membuat kemesraan kita semakin dekat. Kicauan burung hanya sebagi pelengkap pagi menambah indahnya hari dengan berkicaunya yang tiada henti. Kau dan aku adalah insan yang sedang dimabuk kasmaran. Yang hampir melupakan apa yang namanya dunia.
Oh Tuhan…. Trimakasih kau telah memberikan cinta ini pada kami. Dua insan berlainan jenin yang terlahir dari sebuah rahim yang bersal dari seekor seperma dan sebutir ovum. Ini lah kami yang terlahir karena cinta dan nantinya kami akan melahirkan cinta kami. Semoga.
Pagi ini kau panggil mesra namaku dan ku panggil mesra namamu. Kau adalah belahan jiwaku dan semoga aku juga sebagai belahan jiwaku ini. Kuterima apa yang kau miliki dan semoga kamu juga menerima sekala kekurangan dan kelebihanku. Aku cinta padamu wahai wanita pujaan hatiku.
Kapankan kiranya aku bisa memilikimu seutuhnya, apakah sekarang?. Kurasa belum, kau masih milik orang tuamamu seutuhnya sekarang. Tak sepantasnya aku merebut jiwamu seutuhnya tanpa ikatan pernikahan. Walaupun dalam hati ini ingin rasanya aku menikmati surge dunia cinta kita.
Memang angin sering meniupkan jalan-jalan keindahan surga itu. Dewi-dewi cinta juga tak lepas dari bisikan hal yang serupa. Tapi aku tahu itu hnya godaan dan cobaan dari sang Esa untuk menjerumuskan kehidupan kita keduania yang fana.
Sayangku, aku ingin suatu saat cinta kita ini berahir dengan kebahagiaan hingga ahir hayatku. Aku ingin kamu menjadi jiwa ragaku seutuhnya sutu saat nanti ketika aku dan kamu siap untuk menjalaninya semua. aku ingin memiliki anak dari buah cinta kita dari rahimmu seutuhnya.
Sayangku pujaan hatiku. Sekarang aku melangkah untuk cintamu, untuk cinta kita dan untuk masa depan kita. Kita melangkah sejalan dan beriringan. Saling medukung untuk tetap tegar berjalan dalam gelombang masa kehidupan kita. Ketika salah satu kita terjatuh kita akan salang menolong untuk bangun kembalai dalam perjalanan kita.
Sayangku kekasih katiku. Kuatkah kamu melihat hari esok dengan berbagi sudut. Kuatkah kau menemaniku hingga ujung masa hidupku. Kuharap iya, karna aku ingin selalu menjadi pilar dalam kehidupanmu. Menjadi pilar yang sangat kokoh untuk kehidupanmu dan anak-anakmu kelak.
Sayangku, lihatlah.. matahari pagi beranjak naik ke langit. Hangatnya pun semakin menyengat. Walaupun buraung-burung telah terbang kesana-kemari tetapi kita masih terpaku akan indahnya pagi. Denganmu seakan dunia berjalan dengan cepat dan terkadang melambat seirama dengan rutinitas kita.
Sayangku. Ingin sekali aku segera meminagmu. Melamarmu dihadapan kedua orang tuamu dan menjadikan kami ibu dari anak-anakku. Ingin sekali waktu kuputar dengan cepat hingga waktu menuju ke masa itu.
Aku harus sabar akan semua itu, karna perjalanan kita masih belum sampai separuh jalan. Aku sadar akan semua hal yang akan terjadi di masa depan dan kita harus siap untuk menghadapinya semua. semoga cinta kita tetap utuh hingga waktu ahir dunai kita.
Sayangku, pujaan hatiku, separuh jiwaku, kekadih hatiku ,waktu ternyata telah beranjak siang. Ada kalanya kita berpisah sementara waktu untuk melakukan kehidupan kita sebagai manusia sempurna. Nanti atau esok atau mungkin juga lusa kita dapat bertemu kembali.
Susah rasanya aku melepsakan perpisahan kita ini. Walau hanya satu menit saja aku tak ingin melepaskamu dari dekatku. Aku ingin selalu bisa memandangmu ketika aku merindukanmu. Tapi kita hanyalah insan manusia yang pasti berpisah dan bertemu kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar