Selasa, 18 Juni 2013


PENDAHULUAN
Berdasarkan produk akhir yang dihasilkan, ternak ayam dibagi menjadi dua yaitu ternak ayam pedaging yang produk akhirnya adalah daging dan ternak ayam petelur yang menghasilkan telur. Ayam pedaging yaitu ayam jantan dan betina muda yang berumur di bawah 8 minggu ketika dijual/dipanen dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik dan banyak. Dengan mempertimbangkan pertumbuhan ayam, maka terpilihlah ayam broiler sebagai ayam pedaging karena pertumbuhannya cukup mengejutkan sejak usia 1 minggu hingga 5 minggu, pada saat berusia 3 minggu saja tubuhnya sudah sangat gempal dan padat. Sementara itu ayam kampung yang berumur 8 minggu masih sangat kecil, tidak lebih dari kepalan jari orang dewasa, sedangkan ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah sama besarnya dengan ayam kampung dewasa.
Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya.
Dikarenakan banyaknya usaha ayam broiler di Indonesia maka semakin banyak pula penelitian yang bertujuan meningkatkan produksi pada ayam broiler. Salah satunya A. Azis, F. Manin, & Afriani dari Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat-Jambi dalam jurnal yang berjudul Penampilan Produksi Ayam Broiler yang Diberi Bacillus circulans dan Bacillus sp. Selama Periode Pemulihan Setelah Pembatasan Ransum. Dari jurnal tersebut saya mengembangkannya menjadi makalah ini.

PEMBAHASAN
Pengembangan manajemen pemberian ransum pada ayam broiler melalui pembatasan ransum dirancang untuk memperoleh produksi yang optimal dan ekonomis serta kualitas daging yang baik. Pendekatan untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan melalui pembatasan ransum di awal kehidupan ayam (Plavnik & Hurwitz, 1985; Lippen et al., 2000; Lee & Lesson, 2001; Tumova et al., 2002). Kontroversi penerapan pembatasan ransum di awal pertumbuhan ayam dengan fenomena kejadian pertumbuhan kompensasi dan penurunan akumulasi lemak dalam tubuh masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Beberapa laporan menyatakan bahwa pertumbuhan kompensasi dapat terjadi setelah ayam dibebaskan dari pembatasan ransum dan efisiensi penggunaan ransum dapat diperbaiki selama periode ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena tersebut tidak dapat dibuktikan (Lippen et al., 2000; Saleh et al., 2005; Suci et al., 2005; Lien et al., 2008; Khetani et al,. 2009). Kemampuan ayam mengkompensasi pertumbuhan tergantung pada aras pembatasan dan pola pertumbuhan selama periode pemulihan. Tolok ukur keberhasilan pertumbuhan kompensasi adalah tercapainya bobot badan yang sama dengan kontrol pada waktu umur panen. Kegagalan kejadian pertumbuhan kompensasi selama periode pemulihan sebagai akibat catch-up growth yang dihasilkan tidak dapat mencapai bobot badan yang sama dengan control saat umur potong. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan suatu stimulan yang dapat berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan setelah periode pembatasan ransum.
            Peranan probiotik sebagai bahan aditif pemacu pertumbuhan (growth promotor) sudah terbukti dapat digunakan. Santoso (2000) melaporkan bahwa pemberian kultur Bacillus subtilis selama periode pemulihan setelah ayam mendapat pembatasan ransum mampu merangsang catch-up growth dan dapat menghasilkan bobot badan yang sama dengan kontrol pada ayam broiler betina. Selain itu, Manin et al. (2004) melaporkan bahwa isolat bakteri Bacillus circulans dan Bacillus sp. yang diisolasi dari saluran pencernaan itik lokal kerinci memiliki potensi sebagai sumber probiotik. Pengunaan bakteri ini sebagai probiotik pada itik cukup efektif memperbaiki konversi ransum selama periode pertumbuhan (Manin et al., 2005). Namun demikinan, efektivitas penggunaan B. circulans dan Bacillus sp. sebagai pemacu pertumbuhan pada ayam broiler masih diperlukan pembuktian lebih lanjut.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pertimbangan strategi penetapan aras pembatasan ransum yang disertai dengan pemberian probiotik B. circulans dan Bacillus sp. sebagai stimulan pertumbuhan selama periode pemulihan diharapkan dapat menstimulasi pertumbuhan kompensasi dan memperbaiki konversi ransum. Tujuan penelitian A. Azis, F. Manin, & Afriani dari Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat-Jambi ini untuk mengetahui potensi pemberian probiotik B. circulans dan Bacillus sp. Selama periode pemulihan terhadap performa ayam broiler.
Ransum yang digunakan adalah ransum yang terdiri atas ransum standar starter berbentuk butiran pecah (crumble) dengan kadar protein 21% dan energi metabolis 2950 kkal/kg yang diberikan dari umur 0 sampai 21 hari, dan ransum fi nisher berbentuk pellet dengan kadar protein 19% dan energi metabolis 3100 kkal/kg yang diberikan dari umur 22 sampai 42 hari. Air minum diberikan sepanjang waktu. Pembatasan ransum dilakukan secara kuantitatif, yaitu dengan membatasi konsumsi energi (energi metabolis) yaitu sebesar 1,50 x bobot badan0,67 kkal ME/hari dan 2,25 x bobot badan 0,67 kkal ME/hari. Probiotik yang digunakan adalah bakteri B. circulans dan Bacillus sp. yang diperoleh dari hasil isolasi dari saluran pencernaan itik lokal kerinci dengan menggunakan tepung ikan dan gula sebagai media pengemban (Manin et al., 2004). Pemberian pada ayam dilakukan melalui air minum dengan konsentrasi 2,5% (109 cfu/ml) selama periode pemulihan. Waktu pembatasan ransum dilakukan selama 7 hari yang dimulai dari umur 7-14hari. Setelah ayam mendapat pembatasan ransum dari umur 7-14 hari, kemudian ayam diberi ransum ad libitum (periode pemulihan) hingga umur 42 hari. Susunan perlakuan yang dicobakan sebagai berikut: ransum diberikan ad libitum (P-0), ransum dengan pembatasan konsumsi energi 1,50 x bobot badan0,67 kkal ME/hari tanpa (P-1), atau dengan pemberian probiotik selama periode pemulihan (P-2), ransum dengan pembatasan konsumsi energi 2,25 x bobot badan0,67 kkal ME/hari tanpa (P-3) atau dengan pemberian probiotik selama periode pemulihan (P-4).
Pembatasan jumlah energi yang dikonsumsi selama periode pembatasan ransum menyebabkan jumlah ransum yang dikonsumsi lebih rendah daripada kontrol. Selama periode pemulihan, konsumsi ransum pada P-3 dan P-4 tidak berbeda dengan P-0, sedangkan pada P-1 dan P-2 lebih rendah daripada P-0. Hasil ini menunjukkan bahwa aras pembatasan pada taraf 1,5 x bobot badan 0,67 ME/hari cukup keras efeknya sehingga ayam tidak mampu meningkatkan konsumsi selama periode pemulihan. Selain itu, keadaan demikian kemungkinan juga berhubungan dengan laju pertumbuhan ayam selama periode tersebut. Ozkan et al. (2006) melaporkan bahwa konsumsi ransum pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan ransum sebesar 1,5 x bobot badan 0,67 ME/hari lebih rendah daripada kontrol pada 2 minggu pertama periode pemulihan dari umur 11 hingga 25 hari, sedangkan pada 2 minggu terakhir (umur 25 hingga 46 hari) tidak terdapat perbedaan konsumsi ransum diantara ayam yang mendapat pembatasan dengan kontrol. Demikian juga dengan Jang et al. (2009) yang melaporkan bahwa tidak terdapat perbedaan konsumsi ransum pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan ransum secara kuantitatif dan kualitatif dengan kontrol selama 3 minggu periode pemulihan. Sedangkan Mohebodini et al. (2009) melaporkan bahwa konsumsi ransum secara menyeluruh (umur 7-42 hari) pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan ransum (1,5 x bobot badan 0,67 ME/hari) dari umur 7 hingga 14 hari lebih rendah (11,3%) daripada kontrol.
Pemberian probiotik selama periode pemulihan tidak memperlihatkan adanya gejala peningkatan konsumsi. Nahashon et al. (1993) dan Kim et al. (2003) melaporkan bahwa pemberian probiotik pada ayam cukup efektif merangsang peningkatan nafsu makan. Konsumsi ransum meningkat 5,32% dengan pemberian probiotik B. Subtilis dan L. casei dalam ransum (Tollba & Mahmoud, 2009). Namun demikian, hasil ini sejalan dengan laporan Khaksefi di & Ghoorchi (2006) bahwa pemberian probiotik B. subtilis dalam ransum pada ayam broiler tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Demikian juga halnya dengan pemberian probiotik multispesies dan probiotik spesifik ayam dalam air minum tidak mempengaruhi konsumsi ransum (Timmerman et al., 2006). Hasil yang sama juga dilaporkan Rowghani et al. (2007), pemberian probiotik Pediococcus acidilactici (MA185M) tidak mempengaruhi konsumsi ransum.
Pertambahan bobot badan ayam pada P-1 dan P-2 lebih rendah (P<0,05) daripada P-3, P-4 dan P-0 Selama pembatasan ransum, penurunan PBB pada P-1 dan P-2 sebesar 51,31%, sedangkan pada P-3 dan P-4 sebesar 33,03% dari bobot badan P-0. Selama periode pemulihan, PBB pada P-2, P-3 dan P-4 tidak berbeda
dengan P-0, sedangkan P-1 lebih rendah (P<0,05) dari pada P-0. Berdasarkan hasil yang diperoleh penurunan PBB pada aras pembatasan 1,5 x bobot badan 0,67 ME/hari (P-1 dan P-2) lebih besar dibandingkan dengan aras pembatasan 2,25 x bobot badan 0,67 ME/hari (P-3 dan P-4). Hasil ini tidak jauh berbeda dengan laporan Ozkan et al. (2006) bahwa pembatasan ransum pada ayam broiler dari umur 5-11 hari menyebabkan penurunan bobot badan sebesar 38,90%. Penurunan PBB ayam selama periode pembatasan ransum dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain terbatasnya suplai nutrisi dan energi untuk menunjang pertumbuhan jaringan (Hornick et al., 2000), penurunan hormon tiroksin (Rajman et al., 2006), penurunan area permukaan absorbsi pada usus halus akibat perubahan permukaan enterosit dari sel-sel absorbsi di akhir periode pembatasan ransum umur 14 hari (da Silva et al., 2007; Elizabeth et al., 2008).
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan konversi ransum selama periode pembatasan ransum (umur 7 hingga 14 hari). Hal ini sebagai akibat terjadinya penurunan pertumbuhan selama periode pembatasan. Namun demikian, ada indikasi perbaikan konversi ransum selama periode pemulihan dari umur 14 hingga 28 hari. Ozkan et al. (2006) melaporkan bahwa konversi ransum pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan lebih
baik dibandingkan dengan ayam yang diberi ransum ad libitum selama 2 minggu periode pemulihan (umur 11 hingga 25 hari), dan secara menyeluruh dari umur
5 hingga 46 hari tidak terdapat perbedaan konversi ransum diantara perlakuan pembatasan ransum dengan kontrol. Jang et al. (2009) juga melaporkan bahwa
konversi ransum pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan ransum lebih baik dibandingkan dengan kontrol selama 3 minggu periode pemulihan (umur 15
hingga 35 hari), akan tetapi secara menyeluruh tidak terdapat perbedaan konversi ransum diantara kedua kelompok tersebut (umur 3 hingga 35 hari). Hal yang sama juga dilaporkan penelitian sebelumnya bahwa tidak terdapat perbedaan konversi ransum diantara ayam yang mendapat pembatasan ransum dengan ayam yang diberi ransum ad libitum hingga 41 atau 49 hari (Zubair & Lesson, 1994; Tumova et al., 2002; Al-Aqil et al., 2009). Kendatipun konversi ransum diantara semua perlakuan tidak berbeda, ada kecenderungan perbaikan konversi ransum pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan ransum (P-4) dengan pemberian probiotik B. circulans dan Bacillus sp. memiliki konversi ransum yang lebih baik selama periode pemulihan. Hasil ini sejalan dengan beberapa laporan yang menggunakan probiotik B. subtilis dapat memperbaiki konversi ransum ayam broiler (Fritts et al., 2000; Khaksefi di & Ghoorchi, 2006; Toe dan Tan, 2006).
PENUTUP
Dari makalah ini dapat disimpulkan pembatasan konsumsi energi pada taraf 2,25 x bobot badan 0,67 kkal ME/hari selama 7 hari dengan pemberian probiotik B. circulans dan Bacillus sp. (P-4) selama periode pemulihan dapat menghasilkan pertumbuhan kompensasi dan bobot badan yang sama dan indeks produksi serta biaya ransum yang lebih baik daripada kontrol.

Jumat, 14 Juni 2013

"CeritaLucu, Seram, Sedih"



pda suatu malam, ada 3 orang shabat yang baru pulang kerja, kebetulan mereka tinggal di1 apartement yang sama, dan berada dilantai 95 lantai paling atas. sesaat dia smpai apartement dan ingin menaiki lift, tiba" liftNya rusak, terpaksa harus menggunakan tangga darurat. terjadilah percakapan.

A : ehh, gimana klo gue cerita lucu biiar nanti gk kerasa klo udah smpe atas.

B : boleh juga tuh.

stelah si A selesai Cerita. tak terasa mereka sudah smpai diLantai 40.

B : nah skrng gantian, gue mau cerita serem.,

A&C : jangan serem" ya.

akhirNya si B pun selesai bercerita, bulukuduk A&C pun berdiri semua. dan tak terasa mereka smpai diLantai 90.

C : nah skrng giliran gue cerita sedih ya,

A&B : ah, udah mau smpe, lagi pula masa cerita sedih si, bisa panjang nanti ceritaNya

C : yaaa gk apa-apalah, singkat kok ceritaNya

A&B : yaudah, emang cerita sedih kayak gimana si?

C : Sedih banget dah pokokNya,

A&B : yaudah cerita.

C : Kunci Apartement kita ketinggalan DiMobil.

A&B : *Nangis DarahTerjun dari lantai 90.



Kamis, 13 Juni 2013

DOA IBU SAAT MARAH


Seorang bocah mungil sedang asyik bermain-main tanah. Sementara sang ibu sedang menyiapkan jamuan makan yang diadakan sang ayah. Belum lagi datang para tamu menyantap makanan, tiba-tiba kedua tangan bocah yang mungil itu
menggenggam debu. Ia masuk ke dalam rumah dan menaburkan debu itu diatas makanan yang tersaji.Tatkala sang ibu masuk dan melihatnya, sontak beliau marah dan be
...rkata, "idzhab ja'alakallahu imaaman lilharamain," Pergi kamu...! Biar kamu jadi imam di Haramain...!"

Dan SubhanAllah, kini anak itu telah dewasa dan telah menjadi imam di masjidil Haram...!!Tahukah kalian, siapa anak kecil yang di doakan ibunya saat marah itu...??
Beliau adalah Syeikh Abdurrahman as-Sudais, Imam Masjidil Haram yang nada tartilnya menjadi favorit kebanyakan kaum muslimin di seluruh dunia.


Ini adalah teladan bagi para ibu , calon ibu, ataupun orang tua... hendaklah selalu mendoakan kebaikan untuk anak-anaknya. Bahkan meskipun ia dalam kondisi yang marah. Karena salah satu doa yang tak terhalang adalah doa orang tua untuk anak-anaknya. Sekaligus menjadi peringatan bagi kita agar menjaga lisan dan tidak mendoakan keburukan bagi anak-anaknya. Meski dalam kondisi marah sekalipun.

"Janganlah kalian mendoakan (keburukan) untuk dirimu sendiri, begitupun untuk anak-anakmu, pembantumu, juga hartamu.
Jangan pula mendoakan keburukan yang bisa jadi bertepatan dengan saat dimana Allah mengabulkan doa kalian..."

Rabu, 12 Juni 2013

"50 Pertanyaan Sederhana yang Susah Untuk Dijawab"


eskipun terkesan sederhana, kehidupan ternyata menyimpan banyak misteri yang belum terpecahkan hingga kini.Ada begitu banyak pertanyaan yang sukar atau bahkan mustahil 
untuk dijawab. Satu pertanyaan singkat: “Apa itu hidup?” bisa mengakibatkan perdebatan di antara teman dan introspeksi diri selama berjam-jam. Dan ketika semuanya lelah, mungkin kita belum bisa menemukan jawaban yang pasti.
Berikut ini adalah 50 pertanyaan sederhana yang memerlukan perenungan yang mendalam untuk bisa mengetahui jawabannya.
1. Siapakah aku ini?
2. Apakah benar ada Tuhan? (Jika benar, siapa Tuhan?)
3. Bagaimanakan awal mula alam semesta?
4. Apa makna dari kehidupan?
5. Apa tujuan dari keberadaanku di alam semesta?
6. Apa itu cinta?
7. Apa itu benar dan salah?
8. Dapatkah perdamaian dunia bisa dicapai?
9. Apa itu kesadaran?
10. Akankah kemiskinan bisa diatasi?
11. Bagaimana aku bisa bahagia?
12. Bagaima aku bisa membuat orang lain bahagia?
13. Apa kodrat dari kenyataan?
14. Kenapa aku mengalami penderitaan?
15. Apa sebenarnya peran dari pemerintah?
16. Dari manakah asal kreatifitas seseorang?
17. Apakah kamu mau rela melanggar hukum demi menyelamatkan seseorang yang kamu cintai?
18. Apa bedanya hidup dan sekadar ada di dunia?
19. Apa yang akan menjadi kata-kata terakhirmu?
20. Apakah kamu bisa meraih cita-citamu?
21. Apa sebenarnya yang akan terjadi setelah kita meninggal?
22. Apa ketakutan terbesarmu?
23. Siapakah inspirasi hidup terbesarmu?
24. Apa saja nilai-nilai pribadimu?
25. Apa itu kebebasan sejati? Apakah itu ada?
26. Apa yang tidak akan kamu berikan untuk mendapatkan uang 1 triliun rupiah tunai?
27. Bagaimana kamu mengartikan kata “sukses”?
28. Apa itu masyarakat yang ideal?
29. Berapa sebenarnya uang yang kamu butuhkan untuk bisa hidup nyaman dalam sebulan?
30. Jika kamu tahu bahwa kamu akan meninggal esok, apa yang akan kamu lakukan?
31. Mau jadi apa kamu dalam 20, 30 atau 50 tahun ke depan?
32. Apakah hantu itu ada?
33. Apa momen yang paling menentukan dalam hidupmu di masa lalu?
34. Kamu mau orang-orang mengenangmu dengan cara apa setelah kamu meninggal?
35. Apakah memang lebih baik mencintai seseorang dan kemudian kehilangannya, daripada tak pernah mencintai sama sekali?
36. Kapankah keheningan bisa lebih berarti ketimbang kata-kata yang terucap?
37. Apa yang pertama kali kamu pikirkan di pagi hari, dan apa yang kamu pikirkan di malam sebelum tidur?
38. Apakah ada aspek-aspek kehidupan yang tak bisa kita pahami?
39. Apakah kelak mesin bisa memliki kesadaran?
40. Apakah suatu hari kita akan hidup di bulan ataupun planet lain?
41. Apakah memang benar ada alien?
42. Manusia akan berevolusi menjadi bagaimana?
43. Apakah manusia akan punah?
44. Apakah kebenaran sejati itu ada?
45. Apakah ada hewan yang percaya pada Tuhan atau pada makhluk gaib?
46. Seberapa banyak keputusan yang kita buat yang didasarkan pada kehendak bebas?
47. Bagaimana caraku menerima dunia bila aku terlahir cacat?
48. Bagaimanakah kehidupanmu apabila kamu terlahir sebagai lawan jenismu?
49. Bagaimanakah kehidupanmu apabila kamu terlahir di negara lain?
50. Apabila kamu bisa berpindah ke tempat dan waktu yang berbeda, kamu mau tinggal di mana dan kapan?

Selasa, 11 Juni 2013

10 Mitos Uang yang Sering Salah Kaprah


VIVAnews - Selama beberapa tahun masyarakat dikelilingi oleh sejumlah mitos mengenai uang. Mitos ini terutama beredar di kalangan muda di berbagai negara.

Tak ayal lagi, mitos yang berkembang itu justru akan menuntun pada jalan sesat, menghabiskan waktu, bahkan lebih parah lagi, menghancurkan hidup seseorang.

Dikutip dari laman Money Talk News, berikut adalah 10 kesalahpahaman umum seputar uang yang sebetulnya lebih cocok dianggap sebagai khayalan dibandingkan fakta:

1. Makin banyak uang hidup makin bahagia

Sebelum membenarkan mitos ini, coba tengoklah kehidupan Anna Nicole Smith, John Belushi, Marilyn Monroe, Michael Jackson, Jimi Hendrix, dan Elvis Presley. Apakah ketenaran dan kekayaan membuat mereka bahagia?

Kebahagian datang dari bagaimana Anda menghargai diri sendiri. Dan harga diri adalah sesuatu yang tak bisa dijual.

Daripada Anda terobsesi dengan uang, pikirkan kembali apa hal yang benar-benar membuat Anda bahagia. Selanjutnya, hasilkan cukup uang lewat aktivitas-aktivitas itu. Membuatnya lebih banyak merupakan hal yang memboroskan dari kehidupan Anda di planet ini.

2. Pendapatan besar menjauhkan tumpukan utang
Apa yang membedakan orang dengan penghasilan Rp450 juta setahun dengan utang Rp900 juta dengan mereka yang bergaji Rp4,5 miliar setahun dan utang Rp9 miliar? Jawabannya, tidak ada. Kecuali jika mereka memiliki uang untuk dana cadangan.

Utang seringkali meningkat seiring naiknya penghasilan. Apa yang menjauhkan Anda dari utang bukanlah penghasilan tinggi atau kekayaan. Satu-satunya jalan adalah tak meminjam uang

3. Miliarder senantiasa hidup mewah

Hasil penelitian The Millionaire Next Door mengungkapkan rata-rata orang kaya AS mengendarai mobil biasa, tinggal di rumah yang sudah ditempati puluhan tahun dan menghindari pakaian bermerek. Inilah cara yang membuat mereka menjadi miliarder.

Lalu siapa yang membeli pakaian bermerek selama ini? Kemungkinan mereka yang tak pernah menjadi kaya karena menggunakan kebebasan keuangan esok hari untuk kesenangan saat ini.

4. Makin banyak uang, kekhawatiran makin berkurang

Omong kosong. Uang bukanlah akhir kegelisahan. Dia akan terus menyebabkan berbagai kekhawatiran kehilangan uang. Mereka yang tak memiliki banyak uang untuk makan atau tempat tinggal memiliki lebih banyak hal yang dikhawatirkan.
Namun, ketika Anda sudah memiliki cukup uang sesuai kebutuhan, kelebihannya justru akan menambah kekhawatiran bukan menghilangkannya.

5. Uang bisa membantu mencari cinta

Bagi sebagian wanita yang tak terlalu terpikat dengan uang, mereka umumnya lebih tertarik dengan ambisi dan intelektual apalagi jika dikombinasikan dengan humor. Semua orang tertarik dengan mereka yang memiliki kepercayaan diri dan bisa mentertawakan diri sendiri.

Seperti burung merak, orang kaya dengan mudah menarik perhatian. Apakah Anda ingin menghabiskan hidup dengan seseorang yang sangat dangkal dan tidak aman karena hanya tertarik dengan uang Anda?

6. Saya bisa bersenang-senang jika memiliki lebih banyak uang

Tak bisa disangkal, uang bisa mewarnai elemen dari hari-hari yang menyenangkan. Namun, jika Anda membutuhkan lebih banyak uang untuk bersenang-senang, Anda akhirnya akan merasa bosan. Kalaupun Anda menjadi miliarder, Anda tetap akan merasa bosan.

7. Uang berarti keamanan

Ketika Anda mendalami lebih jauh, tujuan utama uang adalah membuat hidup begitu mudah diprediksi. Uang membuat Anda bisa mengontrol lingkungan dengan mempersiapkan hal yang tidak diinginkan.

Walau sebagian dari mitos ini betul, tak ada uang yang cukup untuk membuat segala sesuatu bisa dikendalikan. Anda bisa saja mati terkena serangan jantung ketika sedang membaca tulisan ini.

8. Uang bisa memudahkan bertemu orang-orang menarik

Stacy Johnson, penulis dari Money Talk News, mengatakan, "Jika saya ingin mengoptimalkan peluang saya menemukan orang-orang menarik, saya tidak akan pergi ke country club terdekat." 

Tak jarang Stacy mengaku bertemu orang-orang kaya yang sangat sombong, berpikiran sempit, penuh kepura-puraan, dan tukang menghakimi. Namun, perilaku mereka itu bukan karena kekayaannya. Perilaku itu muncul karena mereka tak pernah mengatasi kesulitan.

Cara seseorang mengatasi kesulitan seringkali membuat orang-orang tertarik. Bukan berapa banyak uang yang dimiliki.

9. Saya butuh uang untuk bepergian dan itu penting

Dunia ini adalah tempat yang menarik dan perjalanan yang terencana dengan baik membuat Anda lebih tertarik. Namun, pesiar sering kali muncul dalam berbagai bentuk dan tentunya dengan biaya yang berbeda-beda.

Dalam bukunya Life of Debt, Stacy memberikan gambaran menarik mengenai salah satu kesenangannya yaitu berlayar. Di buku itu diceritakan, pasangan hidupnya membangun sebuah kapal dan berlayar mengelilingi dunia, bekerja ketika diperlukan dan tak pernah menghabiskan uang dalam jumlah besar. Kapal itu tak memiliki AC, kulkas, bahkan sebuah radio.

Apa yang dilakukan orang kebanyakan dalam situasi yang sama adalah menunggu uang lebih banyak untuk membiayai keinginan mereka pergi berlayar menggunakan kapal mewah. Hasilnya jelas, orang ini biasanya menghabiskan hidupnya di dalam dok kapal. Sungguh sia-sia.

10. Uang bisa membeli teman

Mitos ini tak hanya salah tapi juga bertentangan dengan fungsi uang sebenarnya. Stacy mengaku memiliki banyak teman super kaya dan dari pengamatannya, uang hanya mampu menarik teman berkumpul dan bukan teman sesungguhnya.

Banyak orang kaya yang sama sekali tak percaya dengan motivasi uang semacam itu. Tak jarang teman sesungguhnya dari orang terkaya dan terkenal adalah mereka yang telah mengenalnya sebelum kaya atau terkenal.

Pengikut